Home Gaya hidup Mudahnya Mengurangi Sampah Organik, Berikut Caranya

Mudahnya Mengurangi Sampah Organik, Berikut Caranya

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia. Tentunya dengan jumlah penduduk yang cukup besar ini sangatlah wajar dengan sampah yang diciptakannya. Namun sampah yang diciptakan dari hasil aktivitas manusia tersebut dapat dibatasi bahkan dapat didaur ulang dan bermanfaat.

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021, total sampah yang dikumpulkan mencapai puluhan juta ton. Adapun 60% dari total sampah tersebut merupakan sampah organik atau sampah basah yang berasal dari konsumsi rumah tangga. Sedangkan sisanya 14% merupakan sampah plastik, 9% sampah kertas, 5,5% sampah karet dan 0,5% sampah logam, kain, dan kaca.

Indonesia pernah membuat program untuk mengurangi sampah plastik dengan melarang seluruh penggunaan sampah plastik pada pusat perbelanjaan. Hal ini terbukti berhasil dengan mulai menurunnya sampah plastik. Untuk itu seharusnya sampah organik yang jumlahnya tiga kali lebih besar ini juga dapat dikurangi oleh masyarakat Indonesia.

Jika mengurangi sampah plastik menjadikan kita memiliki adaptasi lebih baik dengan selalu menggunakan tas kain untuk berbelanja. Metode pengurangan sampah organik akan membuat kita memiliki adaptasi baru untuk menjaga tanah dan lingkungan kita menjadi lebih subur. Salah satu penggiat daur ulang sampah organik, Endrarto Bimantoro menjelaskan bahwa merawat lingkungan dengan memanfaatkan sampah dapur sekaligus mengurangi jumlah sampah organik yang dihasilkan, sangatlah mudah.

Kegiatan rutin terkait sampah organik yang dilakukan Bapak Endarto Bimantoro ini dimulai sejak dirinya dipilih menjadi bagian dari organisasi yang berkewajiban menjaga lingkungan. Karena hal itu Pak Bim, sapaan akrabnya mulai menerapkan secara berkelanjutan metode yang efektif dan efisien dalam upaya mengurangi sampah organik.

Selain kewajiban dari organisasi yang mengharuskan dirinya peduli terhadap lingkungan, Pak Bim juga terinspirasi dari Sang Istri yang lebih dulu menerapkan kehidupan peduli lingkungan.

Bapak yang akrab disapa Bim ini menjelaskan bahwa sampah organik ada tiga jenis yaitu sampah kebun, sampah rumah tangga, dan sampah sisa makanan. Walaupun mudah melakukannya namun penanganan sampah ini harus dilakukan dengan kesadaran bahwa sampah itu sendiri berasal dari diri kita. Jika sudah ada kesadaran tersebut, kemauan dibutuhkan untuk melakukannya. Hal lain adalah memiliki komitmen untuk secara berkelanjutan melakukannya dan menyebarkan hal ini ke seluruh masyarakat.

Metode lubang resapan Biopori, ini bisa dilakukan dengan membuat lubang di tanah dengan diameter 10-15 cm dan kedalaman satu meter. Sampah organik tersebut kita masukan ke dalam lubang dan menutupnya dengan daun kering atau rumput.

Sampah tersebut nantinya akan dimanfaatkan oleh hewan tanah menjadi makanannya salah satunya cacing. Hal ini juga yang secara otomatis dan alami akan membantu menyuburkan tanah.

Sampah organik yang sudah terkubur lama tersebut akan lama-lama berkurang dan hilang karena menjadi kompos dan dimanfaatkan tanah untuk kesuburannya. Jadi lubang yang kita buat dan sudah terisi dapat kita isi ulang kembali karena sampah di dalamnya akan menghilang.

Metode kedua adalah metode komposter ini adalah menggunakan wadah berupa ember atau plastik kompos. Caranya sama yaitu dengan memasukkan sampah organik ke dalam wadah dan menutupnya dengan rumput atau daun kering. Sisa makanan tersebut akan menghasilkan air lindi selama proses pembusukan, dan air lindi ini dapat kita tampung menjadi pupuk cair.

Sedangkan pembusukan sampah yang berwujud padat dapat kita manfaatkan sebagai pupuk kompos. Sampah organik yang sudah tercampur dengan daun kering dan melewati batas pembusukan tidak akan berbau dan tidak akan dipenuhi oleh belatung.

Jika kedua metode ini dilakukan oleh setiap rumah tangga, maka bisa dipastikan sampah organik akan jauh berkurang jumlahnya. Di daerah Jakarta Selatan dan Serpong sendiri yang merupakan salah satu wilayah padat penduduk dan banyaknya pusat perbelanjaan yang menciptakan banyak sampah organik.

Sejak pandemi tahun 2020 sudah cukup masif diterapkan oleh warga yang tinggal di Jakarta Selatan hingga Tangerang Selatan khususnya Serpong. Hal ini bisa dilakukan karena aktivitas pekerjaan masyarakat sempat terhenti akibat tingginya angka pandemi di Indonesia.

Pak Bim dan beberapa aktivis lain gencar menyuarakan metode pengurangan sampah organik ini dari rumah ke rumah untuk diterapkan. Mulai dari sekitaran Jakarta Selatan, Depok, dan Serpong. Beberapa perumahan yang warganya sudah menerapkan hal ini Villa Cinere Mas, Bumi Karang Indah, Villa Delima, Bona Indah, Pondok Indah, Pondok Pinang, dan lainnya. (Angela Limawan)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Waspada! Ada Aplikasi dan Web Ilegal MyPertamina, Jangan Asal Akses

TELENEWS.ID - Masyarakat perlu berhati-hati terhadap akses situs dan aplikasi MyPertamina yang dianggap ilegal. Sudah beredar situs dan aplikasi...

Hasil Kunjungan Jokowi ke Ukraina, Pembahasan Soal Perdamaian dan Kondisi Ukraina Saat Ini

TELENEWS.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di Istana Negara Ukraina, Maryinsky, Kyiv pada Rabu (29/06/2022)...

Update Hasil Pertandingan Petronas Malaysia Open 2022 – 29 Juni 2022

TELENEWS.ID – Hari kedua babak 32 besar dalam turnamen Petronas Malaysia Open 2022 pada Rabu (29/06/2022) di Axiata Arena, Kuala Lumpur, menghasilkan...

Update Hasil Pertandingan Petronas Malaysia Open 2022 – 28 Juni 2022

TELENEWS.ID – Turnamen tertinggi versi BWF, Petronas Malaysia Open 2022 telah digelar pada Selasa (28/06/2022) di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia. Sayangnya,...