Home Nasional Nadiem Ungkap Masih Ada Penjajahan di Dalam Negeri

Nadiem Ungkap Masih Ada Penjajahan di Dalam Negeri

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Anwar Makarim, memberikan pernyataan cukup fenomenal yang cukup retoris, dimana mengatakan masih ada penjajahan yang terjadi di dalam negeri.

Hal ini diungkapkan saat berada dalam acara Sarasehan Nasional Indonesia Muda Membaca Bung Karno pada Selasa (29/06/2021), dimana Nadiem secara terang-terangan mengatakan alasan kenapa mau diajak bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju yang mengemban amanat sebagai Mendikbud Ristek.

“Kenapa saya menerima tugas ini sebagai menteri pendidikan? Sekarang kita walaupun enggak dijajah asing, kita punya berbagai penjajah di dalam negeri. Penjajah mental, penjajah diskriminasi, sosial ekonomi dan intoleransi” ujarnya lugas.

Nadiem menjelaskan lebih lanjut terkait dengan bentuk penjajahan yang masih terjadi di dalam negeri sekalipun Indonesia telah merdeka, hal ini karena masih banyak nilai di masa lalu yang terbawa hingga sekarang sehingga ini perlu dilakukan mitigasi, agar generasi mendatang tidak akan mengalami kejadian serupa.

Hal inilah yang membuat Nadiem menggagas konsep Merdeka Belajar, ini bukan sekadar merdeka belajar dimana saja, namun strategi untuk mengubah karakter dan sifat-sifat pada generasi muda Indonesia. Terlebih lagi, sistem pembelajaran di Indonesia sudah sangat tertinggal, dimana pembelajaran bisa didapatkan dimana saja dan kapan saja.

Nadiem juga menjelaskan konsep Merdeka Belajar tidak akan melenceng dari sejarah pendidikan di Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara dan Bung Karno. Adanya Merdeka Belajar ini mengambil filosofi dari kedua tokoh besar bangsa tersebut, dimana generasi muda harus memiliki kemerdekaan untuk berpikir dan kemerdekaan dari jajahan mental, ini yang akan jadi pondasi utama.

Tidak hanya berhenti pada Merdeka Belajar saja, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) juga memiliki gagasan baru yaitu Profil Pelajar Pancasila, ini bukan hanya belajar untuk mengerti pancasila saja, namun menjadi transformasi besar dalam pendidikan Indonesia.

Dalam Profil Pelajar Pancasila ini nanti akan ditanamkan kebhinekaan global, gotong royong dalam belajar dan kemandirian dalam belajar. Inilah yang diharapkan bisa membantu para murid terlebih untuk generasi muda untuk bisa mendapatkan jati dirinya, sehingga alih-alih mencari kerja, mereka nantinya akan menciptakan lapangan kerja.

Khusus untuk konsep gotong royong belajar ini, Nadiem baru menerapkan dalam program Kampus Merdeka. Ini akan memberikan kebebasan bahkan bisa melepas sekat antara Universitas dan industri, sehingga lulusan perguruan tinggi tidak lagi kebingungan akan kelanjutan setelah menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana.

Nadiem bahkan juga memberikan ruang bagi mahasiswa yang ingin join dengan DPR misalnya, dimana dalam Kampus Merdeka nantinya akan ada mini kampus yang wajib dilakukan dalam satu semester. Diharapkan dalam waktu tersebut mahasiswa bisa menemukan jati diri dan dimana tempat yang diinginkan setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. (Chairunisa)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Ragam Tradisi Unik Penuh Makna Keluarga Tionghoa Dalam Menyambut Imlek

TELENEWS.ID - Tradisi masyarakat Tionghoa dalam menyambut Imek atau tahun baru China pastinya memberi makna tertentu. Kali ini di tahun 2022, perayaan...

Status Kelurahan Krukut Tidak Lagi Zona Merah Covid 19, Micro Lockdown Dicabut

TELENEWS.ID - Banyak daerah khususnya di DKI Jakarta mendapat status level 2 dan juga menerapkan micro lockdown. Hanya saja semenjak varian Omicron...

Doyan Sindir Anies Baswedan, Wagub DKI Ke Giring: Tunjukkan Kinerja Dan Prestasi

TELENEWS.ID - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara soal aksi saling sindir antara Gubernur Anies Baswedan dengan Ketua Umum...

Tidak Ada Tempat Bagi Koruptor, Indonesia – Singapura Tanda Tangan Perjanjian Ekstradisi

TELENEWS.ID - Sejak tahun 1998, Indonesia dan Singapura telah melakukan berkali-kali untuk mengukuhkan perjanjian ekstradisi untuk kedua negara namun selalu gagal. Diketahui...