TELENEWS.ID – China dan Rusia mulai serius untuk perkembangan teknologi antariksa mereka untuk mematangkan persiapan kedua negara ini melakukan penambangan di bulan. Pada tahun 2020 lalu, China sukses menerbangkan Rocket Chang’e 5 ke Bulan untuk mengambil beberapa batu-batuan yang akan diteliti di bumi. Tujuan dari pengambilan sample batu-batuan di bulan ini adalah untuk mencari zat Hellium-3. Space Mining yang akan dibangun China diperkirakan akan dimulai pada tahun 2035 mendatang.
Profesor Benjamin Sovacooldari Sussex University Inggris menyatakan bahwa bulan bisa menjadi ladang sumber energi baru di bumi untuk waktu yang sangat lama. Dikutip dari Science Focus, bulan memiliki sumber daya alam yang sangat besar.
Berdasarkan sample yang dibawa ke bumi dari misi Apollo, batuan di bulan mengandung jejak logam sangat besar yaitu 14,9% alumina, 11,8% kalsium oksida, 14,1% besi oksida, 9,2% magnesium. Lalu kandungan lain yang ditemukan antara lain 3,9% titanium oksida, dan 0,6% natrium oksida. Sementara kandungan Hellium-3 sendiri yang ditemukan diperkirakan sangat besar dan belum dipastikan jumlah pasti.
Zat Hellium-3 ini merupakan zat yang berasal dari hembusan angina matahari yang terbentuk sejak miliaran tahun lalu dan sangat banyak di bulan. Di bumi sendiri juga terdapat kandungan Hellium-3 namun sangat sulit ditemukan dan sangat kecil jumlahnya.
Para ahli mulai meneliti pemanfaatan zat Hellium-3 untuk sumber energi di bumi. Beberapa peneliti percaya bahwa pemanfaatan Hellium-3 ini nantinya bisa menggantikan salah satu sumber daya alam yang semakin lama sudah semakin menipis di bumi. Selain itu, hasil penelitian sementara menduga, penggunaan Hellium-3 tersebut akan menjadi penggunaan yang lebih ramah lingkungan dari sumber daya alam lain.
Penggunaan Hellium-3 ini dibandingkan dengan batu bara. Perbandingan yang sudah diketahui adalah energi yang dihasilkan dari 5000 ton batu bara, jika diubah dengan Hellium-3 hanya membutuhkan 40 gram saja. Dari perkiraan ini diperkirakan stock helium-3 di bulan mampu menyuplai penggunaan energi ramah lingkungan untuk bumi selama 10,000 tahun ke depan.
Ian Crawford, pakar astronomi dan astrobiology di Birkbeck Colledge London, sudah mendapatkan sample Hellium-3 dari ekspedisi Apolo yang pernah dilakukan. Crawford sendiri masih belum meyakini dan menyelesaikan penelitiannya apakah helium-3 ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi. Jika memang bisa, menurut Crawford, Hellium-3 juga akan habis seiring waktu pemakaiannya dan tidak dapat diperbaharui.
Penelitian dan proses persiapan penambangan yang akan dilakukan akan melibatkan Amerika Serikat, China, dan Rusia. Direktur Space Resources dari Colorado School of Mines, Angel Abbud-Madrid, menyatakan suatu negara tidak akan bisa melakukan penelitian dan penambangan ini sendiri dan memerlukan kerjasama dengan pihak lain. Selain itu, Angel juga menyatakan dugaan pemanfaatan Hellium-3 di bumi masih membutuhkan teknologi lain untuk memaksimalkan penelitian. (Angela Limawan)