Home Ekonomi Bisnis Indonesia Bicara Unicorn, Amerika Bicara Zebra dan Unta

Indonesia Bicara Unicorn, Amerika Bicara Zebra dan Unta

Facebook
Twitter

Tahu tentang Nexticorn? Ini adalah program yang dirancang Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk melahirkan perusahaan rintisan (startup) unicorn baru di Indonesia. The Next Indonesian Unicorn adalah kepanjangan dari Nexticorn tadi.

Nexticorn, yang diharapkan menjadi forum pertemuan tahunan antara startup terbaik Indonesia, digelar pertama kali di Bali, 9-10 Mei 2018. Sementara, Nexticorn terakhir dihelat di Jimbaran Hub, juga di Bali, 14-15 November 2019. Perusahaan rintisan yang mengikuti ajang telah melalui proses kurasi ketat untuk dipertemukan dengan perusahaan modal ventura dunia.

Melalui pertemuan-pertemuan di Nexticorn, para startup dapat berkomunikasi dan mempresentasikan ide agar memperoleh pendanaan dari para investor global. Di lain pihak, investor bisa memanfaatkan pertemuan ini untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan para startup, calon Unicorn pilihannya.

Startup yang mengikuti program Nexticorn ini adalah perusahaan yang terdaftar, berbadan hukum (PT, PMDN atau PMA), dan terdapat minimal satu pendiri yang WNI dengan kepemilikan saham 25%. Selain itu, perusahaan juga harus bergerak di bidang teknologi dan sudah mendapatkan pendanaan USD 100.000 atau menggunakan pendanaan mandiri dengan tingkat pertumbuhan yang meningkat stabil.

Indonesia baru memiliki 4 unicorn hingga sekarang. Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak termasuk dalam katetori startup unicorn, karena memiliki Valuasi Bisnis di atas USD 1 Milyar. 

Bagi Indonesia eksistensi perusahaan unicorn ini sangat penting. Karena, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pembukaan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan. 

Wacana Zebra dan Unta di Amerika

Kalau di Indonesia masih ramai wacana mengenai startup Unicorn, di Amerika Serikat pembicaraan sudah bergeser ke topik startup Zebra dan Unta (Camels). Menyimak apa yang diperbincangkan di forbes.com, kegagalan beberapa perusahaan startup Unicorn menjaga kinerja menjadi pemicunya.

Contoh terbaik dari kegagalan Unicorn adalah WeWork. Sebelum mengalami kejatuhan, perusahaan yang fokus dalam menyediakan ruang kerja bersama atau coworking space ini adalah salah satu perusahaan rintisan paling bernilai di dunia. 

Nilai valuasi WeWork yang awalnya bernilai USD 47 miliar merosot tajam ke angka USD 6,94 miliar.  Kerugian yang terus meningkat juga membuat WeWork harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.400 karyawan di berbagai negara.

 “Pendiri startup jenis baru akan muncul,” prediksi dari  Isabelle Roughol, editor dan salah satu pendiri LinkedIn, dalam tulisannya “20 Ide Besar yang akan mengubah dunia Anda tahun 2020”. Roughol lebih memilih perusahaan rintisan Zebra, yang berfokus pada membangun laba berkelanjutan dengan kecepatan yang wajar, sebagai jenis startup baru yang akan bersinar.

Roughol mengacu pada manifesto Zebra, yang ditulis oleh wirausahawan Jennifer Brandel, dalam prediksinya. Menurut Roughol, Brandel memilih zebra karena “perusahaan zebra sama-sama hitam dan putih: menguntungkan dan meningkatkan masyarakat.  Mereka tidak akan mengorbankan yang satu untuk yang lain. “

Elena Gertsberg, pengelola perusahaan investasi Adar Advisors, sepakat dengan pandangan Brandel. Di Adar, dia mencari perusahaan dengan potensi pertumbuhan dan arus kas stabil, yang dapat menghasilkan 3x-5x dari nilainya.  

Untuk mendapatkan keuntungan ini, perusahaannya menjual saham mereka kepada pemodal ventura tahap selanjutnya, yang mungkin dapat membantu mengubah perusahaan rintisan menjadi unicorn di tahap selanjutnya.

Menurut Elena, fokus awal Adar adalah apakah perusahaan tersebut memiliki arus kas yang kuat, pasar yang menjanjikan, dan potensi pertumbuhan.  Bukan, apakah sebuah perusahaan akan menjadi raksasa global seperti Facebook.

Alexandre Lazarow, penulis “Out-Innovate: How Global Entrepreneurs – from Delhi to Detroit – Are Rewriting the Rules of Silicon Valley” punya pandangan yang lain lagi. Dia menawarkan nama binatang lain, Unta.  Perusahaan Unta, menurut Lazarow, adalah organisasi yang dapat memanfaatkan peluang dan juga dapat bertahan dalam kekeringan.

Dia berpendapat bahwa model Silicon Valley, yang telah mengkodifikasi bentuk sebuah startup, mendikte bagaimana ia harus dibangun dan mendefinisikan seperti apa budayanya, tidak dapat diterapkan di sebagian besar tempat lain di dunia.  

“Wilayah di mana konsumen malas mencoba produk baru dengan angel investor yang sedikit dan jarang, bergerak cepat dan menghamburkan uang adalah harapan yang tidak realistis,” jelas Lazarow.  Alih-alih, ia lebih memilih strategi yang digunakan wirausahawan untuk membangun bisnis sukses yang terukur, tanpa bantalan uang usaha yang mudah dan dengan ekosistem yang mendukung.

Dominasi Silicon Valley sebagai pusat inovasi global belum berakhir, tetapi suara-suara baru bermunculan untuk menunjukkan bahwa usaha yang didanai pertumbuhan cepat dan inflasi penilaian (valuasi bisnis) telah memiliki alternatif. Sebagian, karena munculnya alternatif ini merupakan respon atas kegagalan Unicorn terkenal seperti WeWork.  Sebagian lagi, karena model Silicon Valley yang tumbuh cepat dengan segala cara, tidak selalu cocok bagi banyak pengusaha.

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Kenali Beberapa Risiko Penyakit dan Karakteristik Berdasarkan Golongan Darah

TELENEWS.ID - Apapun yang berkaitan dengan golongan darah tampaknya selalu menarik untuk disimak. Informasi mengenai diet sesuai golongan darah ataupun karakteristik seseorang...

Jumlah Miner Kripto Berkurang, Stok Kartu Grafis Diprediksi Segera Normal

TELENEWS.ID - Kabar baik bagi para pemilik PC gaming yang hendak meng-upgrade perangkat mereka, stok kartu grafis (VGA) disebut akan segera meningkat....

Disamakan Dengan Musuh Batman, Jeff Bezos Dilarang Balik Ke Bumi

TELENEWS.ID - Belum juga berangkat ke luar angkasa, Jeff Bezos sudah dilarang kembali ke bumi. Belum lama, beredar sebuah petisi online yang...

Untung Saja Belanda Masih Punya Mathijs De Ligt

TELENEWS.ID - Kemenangan meyakinkan Belanda kontra Austria membuktikan bahwa mereka beruntung masih memiliki Mathijs De Ligt. Bek sentra belia Juventus itu mampu...