TELENEWS.ID – Tahukah kamu bahwa 1/3 pasangan di dunia ini bercerai gara-gara Facebook? Ya mungkin tak banyak di antara kita yang tahu bahwa Facebook menjadi salah satu penyebab mengapa pasangan akhirnya memilih untuk berpisah.
Sebuah survey yang dilakukan oleh firma hukum di Inggris menyebutkan bahwa pasangan yang bercerai, menyebut “Facebook” sebagai salah satu alasan mengapa mereka memilih berpisah.
Selain itu lebih dari 80 persen pengacara perceraian di AS mengatakan mereka telah melihat peningkatan jumlah kasus perceraian yang disebabkan oleh penggunaan jejaring sosial, begitu menurut American Academy of Matrimonial Lawyers.
Media sosial telah mengubah cara kita bertemu dan berinteraksi satu sama lain. Medsos menyediakan platform untuk mempelajari lebih lanjut tentang orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Namun, penggunaan media sosial juga berkontribusi dan memperburuk masalah dalam hubungan romantis.
Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan media sosial memiliki efek negatif pada pernikahan dan hubungan. Tingkat penggunaan media sosial yang lebih tinggi telah menyebabkan lebih banyak masalah perkawinan, perselingkuhan, konflik, kecemburuan, dan akhirnya perceraian.
“Saya melihat Facebook selalu dibawa dalam masalah putusnya pernikahan,” kata Gary Traystman, pengacara perceraian di New London. Ia mengatakan dari 15 kasus yang dia tangani per tahun di mana riwayat komputer, SMS, dan email diakui sebagai bukti, 60 persen secara eksklusif melibatkan bukti yang diambil dari Facebook.
Lalu mengapa Facebook dan media sosial lain bisa menjadi penyebab seseorang memilih mengakhiri pernikahan mereka?
- Orang terlalu lama menghabiskan waktu mereka menggunakan Facebook
Sebenarnya tidak hanya Facebook saja, namun terlalu lama menghabiskan waktu menggunakan sosial media bisa sangat berpengaruh bagi hubungan dengan pasangan. Ini karena alih-alih menghabiskan waktu dengan pasangan, banyak orang yang justru terpaku untuk scrolling media sosial.
Bayangkan jika pasangan jarang menghabiskan waktu bersama lantaran kesibukan masing-masing namun ketika ada waktu, salah satu atau keduanya justru asyik bersosial media maka akan ada kehampaan dan komunikasi yang tidak berjalan dengan baik di antara mereka.
- Meningkatnya kecurigaan, kecemburuan dan memata-matai pasangan
Media sosial menyediakan akses mudah bagi orang yang cemburu atau curiga, untuk mencari informasi tentang interaksi pasangan mereka dengan orang lain. Apakah kecurigaan itu berdasar atau tidak, orang sering merasa tidak nyaman dengan hubungan mereka setelah menemukan sesuatu di akun Facebook pasangan mereka.
Kondisi ini sering mengarah pada peningkatan pemantauan, kecemburuan, dan konflik dalam suatu hubungan. Faktanya para peneliti telah menemukan bahwa semakin banyak seseorang memeriksa aktivitas Facebook pasangannya, semakin sering orang tersebut melaporkan kecemburuan dan ketidakpercayaan.
- Kemungkinan untuk berkomunikasi dengan mantan melalui media sosial
Ini adalah masalah yang dimiliki banyak orang, ternyata tidak sedikit yang punya mantan dan masih sering stalking di media sosialnya. Sebuah studi baru-baru ini dari Western University menemukan bahwa 48 persen orang tetap berteman dengan mantan mereka di Facebook, sementara 88 persen orang masih sering memeriksa halaman mantan pasangan mereka untuk melihat apa yang mereka lakukan.
Jika tujuannya hanya untuk kepo saja, mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun bagaimana jika ternyata masih ada perasaan yang belum selesai di masa lalu dan Facebook kemudian menjadi media komunikasi bagi orang yang telah memiliki pasangan dan mantan mereka? Mau tak mau kondisi ini bisa menimbulkan celah bagi perselingkuhan yang awalnya mungkin akan dilakukan secara online, dan kemudian berlanjut ke dunia nyata. (Yuyun Amalia)