TELENEWS. id, JAKARTA – Artis Olivia Zalianty mengaku prihatin dengan kondisi wabah Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini yang berdampak bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Olivia mengatakan, Covid-19 ini adalah wabah atau penyakit, yang bisa terjadi seperti sekarang ini atas izin Tuhan , karena tidak mungkin bisa terjadi seperti yang kita alami sekarang tanpa seijin- NYA, tetapi apapun itu kita tidak boleh berkecil hati
.” Kita harus bangkit, karena dibalik semua ini, pasti ada hikmah nya, wabah Covid-19 ini bukan hanya wabah yang melanda Indonesia , namun seluruh dunia dan semua terkena dampak Covid-19,” kata Olivia saat di wawancara telenews.id , beberapa waktu lalu.
Bukan hanya dampak kesehatan, tetapi juga sosial, ekonomi, politik , budaya bahkan pertahan dan keamanan.
Olivia mengungkapkan, jika menarik garis sejarah per abad kehidupan manusia, ini adalah siklus 100 tahunan wabah pendemi ini pernah terjadi, sekitar 100 tahun yang lalu pada tahun 1920 yaitu wabah influenza , dimana 100 juta orang dari seluruh dunia terjangkit wabah flu Spanyol tersebut. Hingga tercatat korban sekitar 50 juta orang dari seluruh dunia.
Selain itu, Olivia mencontohkan 100 tahun sebelumnya pada tahun 1820, penyakit lainnya adalah wabah Kolera, tercatat sekitar 100.000 orang meninggal akibat wabah Kolera termasuk penduduk Indonesia selain Thailand dan Philipina . Dan 100 Tahun sebelumnya lagi, pada tahun 1720 ada wabah tha’un d kota Marsaille Prancis, yang menelam korban jiwa skitar 100.000 orang.
Olivia menyebutkan, teknis di lapangan beberapa aturan yang diterapkan pemerintah dalam menangani Covid-19 juga menjadi blunder , sehingga banyak masyarakat yang merasa kebingungan atas kebijakan tersebut.
“Contoh pemerintah sudah memiliki program namun koordinasi yang kurang singkron dengan keadaan masyarakat .Lalu apakah kebijakan pemerintah yang harus diperbaiki? Agar tidak terjadi risk manejemen dilapangan,” ujar Olivia.
Sementara itu, Kata Olivia pada zaman dahulu pemerintah pernah membuat kebijakan program apotik hidup , warung hidup dan Posyandu dengan program 4 sehat 5 sempurna nya, ini mungkin terkesan program yang sederhana tetapi apakah kita pernah mebayangkan jika seluruh masyarakat indonesia mempunyai warung hidup dan apotek hidup, manfaat apa yang akan dirasakan ketika terjadi wabah covid19 melanda seperti sekarang ini, Dan mengenai program 4 sehat 5 sempurna, apakah pernah terbesit, mungkin program tersebut bisa mengukur cadangan pangan Indonesia.
“Terbanyang kalau program itu dari dulu dilanjutkan. Apa yang terjadi di negara kita ketika terkena musim Wabah Covid-19 ini. Jadi untuk saya pentingnya mempelajari sejarah bukan untuk kita beromantissime ke masa lalu, tapi untuk bisa melihat ke masa depan, dan mengetahui dimana posisi kita berdiri sekarang,” tegasnya.
Selain itu, Olivia mengungkapkan, untuk membahas detil mengenai virus corona jenis baru ini bukan ranah para public figure yang bicara. Sebaiknya yang bicara mengenai virus itu hanya virulogi dan imunologi sebagai ahlinya.
Wanita yang senang berolahraga ini, menambahkan, bahwa saat ini, kebijakan physical distancing atau jaga jarak yang dilakukan pemerintah banyak yang tidak berjalan. Hal ini karena kondisi yang dialami masyarakat Indonesia berbeda -beda. Misalnya saja yang terjadi di gang Venus, wilayah Jembatan Besi Tambora, banyak warganya yang tidak bisa menerapkan physical distancing karena kondisi rumah yang kecil ditambah dengan jumlah anggota keluarga yang banyak.
“Di gang Venus di Jembatan Besi Tambora sebagai warga terpadat di Asia tenggara dan pola hidup mereka sudah terbiasa dengan berkumpul, atau berhempit- hempitan, karena kenyataan hidup di daerah tersebut ada yang 1 rumah yang dihuni 3-4 keluarga. Jadi untuk tidur pun mereka bergantian , atau shif- shif an , jadi kalau ada yang kerja pagi , ketika mereka pergi, nanti ada anggota keluarga yang lain masuk , kerja malam pulang pagi, sehingga mereka bergantian untuk menempati tempat tidur dalam satu rumah, ” ujar Olivia.
Mengapa Masyarakat harus menjadi garda terdepan Perangi Covid-19 ?
Karena kunci keberhasilan negara dalamMenangani pandemi ini diukur dari data statistic jumlah masyarakat yang terjangkit covid19 tersebut dan kesembuhannya.
Di sisi lain, jika masyarakat sehat, tidak perlu masuk rumah sakit dan merepotkan para tenaga medis. hal yang juga tak kalah penting untuk mengajak semua masyarakat bersama-sama memerangi pandemi COVID-19 adalah penyebaran informasi yang terpadu, benar adanya dan mereduksi informasi yang salah.
Sehingga pemberian pemahaman yang benar tidak membuat masyarakat menjadi bingung dan dapat mengambil langkah bersama-sama secara gotong-royong
“Kunci utamanya adalah masyarakat harus menjaga disilplin, menjaga kebersihan, kesehatan , meningkatkan imunitas tubuh,gembira dan selalu berfikir positive, seperti kebanyakan masyarakat indonesia yg saya temui di pelosok-pelosok Masyarakat sebagai garda terdepan menghadapi penanganan Covid-19, kalau tidak disipln artinya kita tidak ikut membantu pemerintah dan tidak membantu negara, mari kita membantu sesama dalam memutus mata rantai pandemi Covid-19, sementara itu menjadi hal yang penting untuk kehidupan kembali normal dan membuat roda ekonomi berputar kembali,pungkasnya.
Ia berharap, untuk kedepannya agar pemerintah lebih arif dalam mengambil kebijakan.
” Sebaiknya kebijakan tersebut benar-benar sesuai dengan tradisi hiduporang Indoensia. Tidak perlu harus seragam dengan Dunia, Bahkan antara Jakarta , Tubaba Lampung atau Indonesia Timur tentu memiliki tata cara hidup yang berbeda-beda, apalagi dibandingjan dengan masyarakat Dunia,” ucapnya.
“Kita hidup di dunia. Tapi jangan biarkan dunia memasuki hidup kita, walaupun kapal mampu berlayar di lautan , jika air masuk pastilah kapal tenggelam “ tutupnya.