TELENEWS.ID – Saat usia anak sudah bertambah besar, maka tak jarang pasangan suami istri kemudian mempertimbangkan untuk menambah momongan lagi. Namun ternyata menambah momongan lagi setelah sebelumnya telah memiliki anak, perlu pertimbangan yang cukup matang juga.
Memutuskan apakah Anda ingin memiliki bayi lagi, bisa menjadi hal yang cukup sulit. Keputusan ini melibatkan begitu banyak pikiran dan perasaan, salah satunya anak yang sudah lahir sebelumnya.
Dalam banyak hal, memutuskan apakah akan memiliki anak lagi lebih sulit daripada memutuskan untuk memiliki anak pertama. Keputusan ini lebih dari sekedar pertanyaan, “apakah kita menginginkan lebih banyak anak?”, “apakah kita punya cukup uang?”, “apakah sebelumnya siap menjadi kakak?”.
Tak heran banyak yang bilang bahwa menambah anak lagi, hampir seperti membangun keluarga baru lagi. Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan saat Anda dan pasangan menginginkan untuk menambah momongan lagi!
- Pernikahan Anda mungkin akan terpengaruh
Satu hal yang kerap dilupakan pasangan adalah bahwa kelahiran seorang anak, pasti akan mempengaruhi pernikahan mereka. Sebelum memutuskan untuk memiliki anak lagi, pikirkan tentang bagaimana pernikahan Anda telah berubah sejak kelahiran anak pertama. Menurut sebuah studi baru-baru ini di Journal of Personality and Social Psychology, orang tua mengakui adanya penurunan kepuasan pernikahan secara tiba-tiba setelah anak pertama mereka lahir
“Karena waktu dan komitmen yang diperlukan untuk merawat anak menyita waktu untuk bersama dengan pasangan, penting untuk membuat rencana bagaimana Anda dapat menghabiskan waktu bersama pasangan dan menjadikan hubungan Anda sebagai prioritas,” kata Erin Boyd-Soisson profesor Pengembangan Manusia dan Ilmu Keluarga di Messiah College di Grantham, Pennsylvania.
- Pertimbangkan perasaan semua anggota keluarga
Menambah anak otomatis menambah tanggung jawab, menyita waktu untuk diri sendiri dan pekerjaan, dan tentu saja berbagi kasih sayang dengan anak sebelumnya.
Karena itulah sebelum memutuskan menambah momongan, ada baiknya pasangan sharing dan mengungkapkan perasaan hati mereka. Jangan lupa pula untuk mengajak anak yang telah lahir sebelumnya untuk bicara. Tanyakan pendapat mereka, bagaimana jika mereka memiliki adik atau saudara baru lagi.
- Apakah kalian siap untuk support satu sama lain
Anda dan pasangan sama-sama harus siap untuk memiliki bayi lagi karena akan lebih mudah jika Anda dan pasangan bisa saling mendukung satu sama lain. Paling tidak, Anda sudah memiliki gambaran seperti apa support yang akan diberikan oleh pasangan, saat anak kedua atau ketiga kalian nantinya lahir.
“Jika pasangan Anda tidak pernah membantu Anda untuk mengurus anak-anak yang sebelumnya, tetapi sekarang Anda mengira bahwa pasangan akan memberikan support saat anak selanjutnya lahir, saran saya pikirkan lagi untuk menambah anak. Ini karena kemungkinan besar jika pasangan tidak memberikan support yang cukup saat anak sebelumnya lahir, tidak ada jaminan mereka akan berubah sekarang” ujar dokter Gaby Cora.
- Akan ada perubahan besar dalam rutinitas keluarga
Perubahan rutinitas pasti akan terjadi saat anak-anak selanjutnya lahir. Kemungkinan Anda akan kurang tidur, lebih banyak pekerjaan, jarang bersosialisasi dengan teman, dan harus berbagi kasih sayang dengan anak-anak Anda yang lainnya.
Perubahan dalam rutinitas ini bisa mendatang stress terutama jika terjadi secara mendadak, dan tak ada persiapan baik dari Anda ataupun pasangan.
- Bagaimana dengan kondisi finansial?
Biaya membesarkan anak pasti meningkat setiap tahunnya. Selain pengeluaran jangka panjang, kelahiran bayi juga membutuhkan biaya yang tak sedikit.
Biaya periksa dokter, biaya melahirkan, popok, susu dan sebagainya sebaiknya juga harus jadi pertimbangan Anda. Mengevaluasi anggaran keluarga harus jadi hal yang dipertimbangkan sebelum menambah anak. Dengan memiliki perencanaan finansial, akan membantu Anda memutuskan apakah Anda siap secara finansial untuk bayi lagi sekarang, atau apakah Anda harus menunggu sekitar satu tahun untuk mengevaluasi kembali kesiapan finansial Anda. (Yuyun Nurhidayati Amalia)