Home Ekonomi Pasokan CPO Tersendat, Enam Pabrik Minyak Goreng Terpaksa Tutup

Pasokan CPO Tersendat, Enam Pabrik Minyak Goreng Terpaksa Tutup

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga memberikan penjelasan terkait enam perusahaan produsen minyak goreng berhenti beroperasi pada Minggu (06/03/2022).

Beliau menyatakan bahwa salah satu penyebab dari beberapa produsen minyak goreng lokal berhenti beroperasi adalah karena kebijakan pemenuhan kebuthan domestik hanya bisa melaksanakan perusahaan yang terintegrasi. Perusahaan terintegrasi adalah produsen eksportir dan memasok ke pasar domestik.

Anggota GIMNI ada 34 produsen minyak goreng, tapi hanya 16 yang terintegrasi, sedangkan sisanya adalah produsen yang memang hanya dalam negeri serta eksportir minyak goreng.

Produsen minyak goreng sendiri bukan merupakan perusahaan terintegrasi karena produsen lokal akan cukup kesulitan dalam membeli dari eksportir. Sedangkan eksportir minyak goreng saja akan mengalami kesulitan untuk memasarkan CPO di dalam negeri.

Perlu bantuan pemerintah agar produsen dan eksportir dapat bekerja sama sehigga pasokan minyak goreng untuk masyarakat memadai serta menekan tingginya harga.

Belakangan ini harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus mengalami kenaikan. Pada bursa perdagangan, Kamis (03/03/2022), harga kontrak CPO mencatatkan 7,108 ringgit Malaysia per ton atau sekitar 24,468,243.43 rupiah. India yang juga kehilangan pasokan minyak mentah meminta Indonesia untuk memasok minyak mentah untuk kebutuhan mereka.

India kehilangan pasokan karena biasanya Rusia dan Ukraina yang memasok minyak mentah sebesar 13% atau setara 1,6 juta ton selama tahun 2021.

Bisa dikatakan bahwa setengah dari pasokan minyak mentah sawit India adalah dari Indonesia. Pejabat India dan Indonesia diketahui sudah mengadakan pertemuan melalui zoom meeting untuk membahas hal ini. Di Indonesia sendiri sedang terjadi kelangkaan minyak goreng dan beberapa kasus penyelundupan minyak goreng karena kelangkaannya.

Menurut Direktur Jendral Perdagangan dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan menyatakan bahwa kelangkaan minyak goreng dan tersendatnya distribusi ke pasar tradisional menjadi salah satu penyebabnya. Padahal sejak 14 Februari 2020 dari Kemendag sudah mengalokasikan lebih dari 300 juta ton dan hingga akhir Minggu (06/03/2022), kemendag sudah memasok 340 juta mba.

Kebutuhan pasokan pasar untuk minyak goreng adalah 327 juta ton sementara kemampuan ritel hanya mampu mengalokasikan minyak goreng hanya 25 juta rupiah. Padahal menurut kemenag, implementasi HET terkait distribusi sudah baik dengan sebelumnya. (Angela Limawan)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Kisah Kelam Keluarga Pendiri Gucci

TELENEWS.ID – Rodolfo Gucci atau biasa dikenal dengan Maurizio D’Ancora merupakan pendiri dan pencipta brand Gucci. Pada awalnya Rodolfo membuat brand Gucci...

Telkomsel Merugi Setelah Investasi di GOTO, Kok Bisa ?

TELENEWS.ID – PT Telkom Indonesia (Persero) melalui anak perusahaannya, Telkomsel melakukan investasi di PT Go To Gojek Tokopedia Tbk. Namun yang aneh...

Polemik Anggota TNI Aktif Dilantik Sebagai PJ Bupati

TELENEWS.ID – Pejabat pengganti Gubernur, Bupati, dan Walikota tahun ini sudah banyak yang dilantik. Terakhir Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian telah melantik...

Kedatangan Ten Hag Memberi Angin Segar Bagi Maguire dan Van De Beek

TELENEWS.ID - Erik Ten Hag secara resmi ditunjuk sebagai pelatih utama Manchester United menggantikan Ralf Rangnick untuk musim 2022/2023. Erik datang ke...