TELENEWS.ID – Banyak pedagang kambing dan sapi saat ini merasa khawatir dengan adanya kabar seputar penyakit mulut dan kuku yang mudah menular antar hewan.
Dalam hal ini penjualan kambing dan sapi masih terhambat karena banyak pedagang merasa khawatir ternaknya bisa tertular PMK dan akhirnya menurunkan harga jual.
Pasar hewan Desa Ngrame, Kabupaten Mojokerto menjadi tempat jual beli hewan yang hari ini dibubarkan paksa karena memang ada puluhan pedagang kambing merasakan khawatir adanya PMK.
Pihak petugas telah tegas membubarkan pasar tersebut untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku yang mana sudah merebak di daerah Kabupaten Mojokerto. Puluhan pedagang hewan sejak pagi sudah mendatangi Pasar Ngrame tersebut. Padahal dari kondisi Pasar Ngrame sendiri sudah ditutup sejak pagi oleh petugas Dinas Peternakan Kabupaten Mojokerto karena adanya kabar seputar PMK yang masih mudah menular antar hewan.
Adanya jumlah pedagang hewan yang mendatangi pasar, pihak petugas Dinas Peternakan Kabupaten Mojokerto secara langsung membubarkan para pedagang tersebut untuk bisa meninggalkan lokasi.
Secara berat hati para pedagang kambing di Pasar Ngrame terpaksa mematuhi aturan tersebut dan terpaksa menaikkan kembali hewan jualannya ke mobil pikap meninggalkan pasar.
Pemkab Mojokerto sendiri mengakui sejak satu minggu kemarin telah menutup pasar sebanyak 6 lokasi di Kabupaten Mojokerto salah satunya Pasar Ngrame.
Tidak hanya Pasar Ngrame saja, tetapi ada Pasar pandan, dan juga Pasar Hewan Kemlagi. Sedangkan dari pihak perwakilan pedagang Satubi memberi pernyataan bahwa dari kebijakan Pemkab Mojokerto tersebut memang memberi efek buruk bagi pedagang dan merasa keberatan.
Satubi juga meminta kepada dinas terkait untuk meminta pasar hewan khusus kambing tidak ditutup karena berdampak besar terhadap ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Akibat adanya penutupan pasar tersebut dikhawatirkan bisa berimbas ke nilai kebutuhan masyarakat untuk bisa membeli daging kambing termasuk pada restoran dan juga warung sate juga mendapat dampak buruknya.
Padahal dari kondisi warung sate saat ini masih mencari kebutuhan daging kambing untuk keperluan lebih besar seperti adanya hajatan.
Sedangkan dari pihak Kepala Dinas Pertanian Pangan Kabupaten Mojokerto Nurul Istikomah memberi pernyataan bahwa dari pembubaran pedagang kambing tersebut memang dilakukan dan harus untuk mencegah penularan virus pencetus penyakit mulut dan kuku.
Walaupun sampai sekarang Kabupaten Mojokerto belum menemukan penularan dari sapi ke kambing, tentu dari pembubaran tersebut menjadi satu langkah antisipasi agar tidak terjadi penularan lebih luas dari hewan ke hewan. (Stefanus Bernadi)