TELENEWS.ID – Keberhasilan pasangan Ganda Putri Greysia Polii dan Apriyani Rahayu yang meraih medali emas dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020 membuat dunia olahraga khususnya di Indonesia kembali diterpa angin segar. Bagaimana tidak, ada banyak drama yang terjadi di dunia olahraga Indonesia ini mulai dari skandal yang dilakukan oleh federasinya hingga oleh atletnya itu sendiri.
Publik mungkin masih ingat dengan skandal bulu tangkis yang terjadi di Olimpiade London 2012 lalu dimana pada saat itu Greysia Polii dan Meiliana jauhari bertanding melawan Ha Jung Eun dan Kim Min Jung dari Korea Selatan. Dalam pertandingan tersebut kedua pasangan terlihat bermain malas-malasan agar bisa terhindar dari pasangan dunia asal China yakni Wang Xiaoli dan Yu Yang.
Terlepas dari kejadian buruk tersebut, PBSI sepertinya telah melakukan evaluasi besar-besaran dan puncaknya terjadi pada tanggal 2 Agustus 2021 lalu di mana Greysia dan Apriyani berhasil mempersembahkan medali emas di ajang Olimpiade. Di hari yang sama juga, Anthony Sinisuka Ginting juga berhasil mempersembahkan medali perunggu.
Olahraga bulu tangkis merupakan olahraga yang juga populer di Indonesia setelah sepak bola. Ole karenanya, tidak heran jika setiap ada ajang bulu tangkis di Indonesia, masyarakat memenuhi arena pertandingan untuk mendukung pemain yang sedang berjuang membawa nama Indonesia. Mungkin, bulu tangkis masih belum seramai sepak bola, namun justru prestasi mereka lebih membanggakam ketimbang seppak bola Indonesia.
Prestasi tertinggi untuk timnas senior sepak bola Indonesia terjadi pada tahun 1991 yang lalu di ajang SEA Games. Setelahnya, timnas senior Indonesia seolah seperti kehilangan tajinya, meskipun di level Asia Tenggara. Untuk Timnas muda, terakhir kali mereka meraih juara pada gelaran Piala AFF U-19 tahun 2013 yang lalu.
Khusus untuk sepak bola sendiri, masalah utama terjadi di tubuh federasinya sendiri yang terlibat dalam berbagai macam kasus. Seperti misalnya kasus pengaturan skor, hingga masalah korupsi yang menjerat mantan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Hal tersebut berujung kepada sanksi FIFA yang membekukan kegiatan sepak bola Indonesia selama beberapa waktu.
Pemerintah harus segera mengambil sikap agar kejadian ini tidak terus menimpa dunia olahraga khususnya sepak bola di Indonesia. Solusi terbaik saat ini adalah pemerintah beralih fokus untuk mengembangkan cabang olahraga yang benar-benar sudah terbukti mengharumkan nama bangsa tanpa ada drama dan juga intrik di dalamnya.
Pembinaan atlit muda juga perlu dilakukan secara serius agar kedepannya Indonesia memiliki bibit-bibit atlit yang bisa membanggakan negara. (Latief)