TELENEWS.ID – Penyelenggaraan balapan Formula E akan berlangsung beberapa minggu lagi. Per hari ini, sudah ada beberapa perusahaan dan juga merek ternama yang menjadi sponsor untuk ajang tersebut. Sebelumnya, publik dibuat bingung dengan sponsor yang akan terpampang namanya di ajang tersebut. Kini, pihak penyelenggara sudah mengumumkan sponsor yang sudah resmi diumumkan namanya.
Namun, ada yang menjadi sorotan publik ketika informasi mengenai sponsor Formula E ini dirilis, yakni adanya perusahaan bir yang menjadi sponsor. Menjawab polemik tersebut, Ahmad Sahroni mengatakan bahwa perusahaan bir tersebut merupakan sponsor global dan bukan merupakan sponsor dalam negeri. Sehingga hal tersebut tidak menjadi urusan dalam negeri Formula E.
Sebelumnya, Gubug Kartiko selaku Direktur Jakpro menyebut bahwa ada beberapa sponsor yang berasal dari bank swasta, bank lokal, perusahaan listrik, sampai dengan perusahaan otomotif. Namun, dari nama sponsor yang diumumkan, tidak ada satupun dari perusahaan tersebut yang terpampang logonya. Yang ada adalah perusahaan asing dan ada dari produsen bir asal Belanda, Heineken dan juga produsen anggur Moet & Chandon.
Tim Telenews berusaha mencari informasi lebih lanjut mengenai sponsor dari ajang Formula E tersebut, namun alamat situs yang dituju yakni https://www.fiaformulae.com/en/championship/race-calendar/2021-2022/jakarta/race-info dan di sana masih terpampang sponsor yang berasal dari perusahaan asing untuk balapan Formula E.
Panitia Formula E masih berharap BUMN mau menjadi sponsor, namun hingga saat berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi lebih lanjut dari BUMN untuk bisa menjadi sponsor Formula E tersebut. Pengumuman mengenai perusahaan bir yang menjadi sponsor ini sebenarnya tidaklah mengejutkan, sebab dalam perhelatan sebelumnya juga, perusahaan bir ini sudah menjadi sponsor utama di setiap negara.
Polemik mengenai miras di DKI Jakarta bukan kali ini saja ramai dibicarakan. Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta juga tercatat memiliki saham 26,25 persen di PT Delta Djakarta yang menimbulkan kontroversi di masyarakat. (Latief)