TELENEWS.ID – Pada tahun 2021 lalu, Target Eleven menggugat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait dugaan hutang yang dimiliki PSSI sebesar 45 juta US Dollar atau sekitar 672 miliar rupiah. Dugaan hutang ini muncul akibat kerja sama antara PSSI saat masih di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husein dengan Target Eleven, terkait pengelolaan dua kasta kepemimpinan dari tahun 2013. Karena hal ini, Target Eleven menggugat PSSI ke Arbitrase Olahraga Internasional (CAS) pada 9 Juni 2021 lalu.
Namun gugatan sempat dihentikan oleh CAS dikarenakan PSSI mengajukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan damai bersama Target Eleven. Selain itu permintaan penangguhan gugatan juga diminta PSSI karena adanya perubahan kepemimpinan serta penolakan nominal yang diajukan. Menurut Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi menjelaskan bahwa PSSI tidak tahu apapun soal perjanjian yang dibuat bersama dengan Target Eleven. Selain itu LPSI juga sama sekali dilibatkan dalam perjanjian tersebut. Karena hal itu, PSSI menganggap perjanjian yang diduga merugikan Target Eleven tidaklah sah.
Target Eleven akhirnya melanjutkan gugatan tersebut pada akhir tahun 2021. Namun pada 7 Juni 2022 CAS memutuskan PSSI memenangkan gugatan Target Eleven dan membebaskan PSSI dari segala tuntutan Target Eleven. Hal ini dikarenakan Target Eleven tidak mampu memenuhi persyaratan yang diminta oleh CAS untuk melengkapi berkas perkara tuntutan hingga waktu yang ditentukan. Diketahui karena ketidaklengkapan bukti tuntutan, CAS meminta Target Eleven untuk memenuhi persyaratan tersebut dengan rentan waktu 3 – 6 Juni 2022.
Dikutip dari Kompas.com, Juru Bicara PSSI dari Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), Sophie Roud memberikan pernyataan bahwa “Mengingat hal di atas dan dengan tidak bisanya syarat yang ditentukan oleh CAS, Presiden Divisi Arbitrase Biasa CAS atau wakilnya akan memberikan perintah penghentian perkara sesuai dengan pasal R64.2 paragraf 2 dari kode Arbitrase terkait Olahraga.
Atas keputusan ini, anggota komite eksekutif PSSI, Ahmad Riyadh menyatakan pihaknya sangat bersyukur dan gembira dengan keputusan tersebut. Diketahui bahwa Target Eleven merupakan sebuah perusahaan asal Belgia yang bergerak di bidang pemasaran bidang olahraga. Target Eleven diketahui diajak PSSI bekerja sama pada tahun 2013 untuk membantu PSSI dalam melakukan pemasaran beberapa turnamen yang dibuat oleh PSSI. Namun penandatangan yang dilakukan PSSI dengan Target Eleven sudah dibekukan dan tidak berlaku karena muncul dualisme kepemimpinan dalam tubuh PSSI. (Angela Limawan)