TELENEWS.ID – Baru-baru ini publik gempar dan merasa keberatan dengan kebijakan privasi yang baru diterapkan oleh whatsapp. Whatsapp memaksa penggunanya untuk menyetujui sederet ketentuan yang dirasa mengancam privasi penggunanya. Imbasnya, publik ramai-ramai menyerukan uninstall aplikasi berwarna hijau tersebut.
Masalah privasi memang krusial karena persoalannya adalah dengan data diri pribadi yang sifatnya terbatas untuk publik. Tak hanya whatsapp yang dinilai melanggar kebijakan privasi yang dikhawatirkan dapat timbul dampak kriminalisasi, orang awam pun bisa melanggar kebijakan privasi dengan berbagai alasan. Misalnya pengancaman, pemerasan dan komersialisasi pribadi maupun tindakan-tindakan yang menjurus pada masalah privasi.
Untuk meminimalisir hal tersebut, berikut beberapa tips yang bisa melindungi privasi di media sosial maupun aplikasi percakapan
- Pisahkan akun pribadi dengan akun publik
Menggunakan beberapa akun untuk memisahkan hal-hal bersifat pribadi dan hal-hal yang bisa dibagi ke publik bisa menjadi alternatif untuk melindungi diri di dunia maya
- Cek dan atur ulang pengaturan privasi
Sesuaikan pengaturan privasi dengan level kenyamanan diri dalam berbagi data pribadi seperti nama, foto, nomor ponsel, lokasi (geo tag atau location sharing), aplikasi yang diberikan akses atau akun media sosial atau aplikasi percakapan yang pengguna miliki. Kendalikan sendiri siapa atau apa saja yang mengakses akun pemilik.
- Ciptakan kata kunci yang kuat dan nyalakan verifikasi login
Hindari peretasan akun media sosial dengan menciptakan password login yang kuat (panjang dan mengandung unsur huruf, angka dan symbol) dan aktifkan verifikasi login. Dalam beberapa platform media sosial atau aplikasi percakapan, verifikasi login tersebut dengan istilah 2 step verification atau 2 factor authentication. Hal ini juga berlaku untuk e-mail pribadi.
- Jangan sembarang percaya pada aplikasi pihak ketiga
Pengguna diharapkan berhati-hati ketika berselancar di media sosial dan memutuskan untuk mengisi kuis-kuis seperti kuis kepribadian, pengubah wajah dan prediksi-prediksi yang nampak menyenangkan dari aplikasi pihak ketiga ini.
Aplikasi pihak ketiga, misalnya yang mengadakan kuis di facebook biasanya meminta akses akun media sosial. Aplikasi pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab bisa saja menggunakan informasi atau data pribadi yang mereka dapat dari akses tersebut secara tidak bertanggung jawab dan bisa jadi berdampak pada kehidupan pengguna, baik online maupun offline
- Hindari berbagi lokasi pada waktu nyata (real time location sharing)
Lokasi pada waktu nyata atau lokasi tempat seseorang sering kali lewati atau kunjungi dapat menjadi informasi yang berharga bagi orang-orang yang ingin berniat jahat. Misalnya penguntit
- Berhati-hati dengan URL yang dipendekkan
Ada potensi bahaya ketika mengklik URL yang dipendekkan. Bila berasal dari akun yang mencurigakan, bisa saja URL tersebut mengarahkan pengguna ke situs-situs berbahaya atau jahat yang dapat mencuri data pribadi pengguna. URL ini juga rawan physing dan peretasan.
- Lakukan data detox
Tactical Tech dan Mozilla telah menyusun data detoks untuk mengecek keberadaan data diri pribadi di internet. Silakan coba data detox agar dapat menjadi pengguna yang lebih mempunyai kendali atas data diri di ranah online dengan mengakses https://datadetox.myshadow.org
- Jaga kerahasiaan pin atau password pada ponsel atau laptop pribadi
Seringkali pelaku kekerasan berbasis gender online dan offline adalah orang-orang terdekat. Untuk itu perlu memasang dan menjaga kerahasiaan pin atau password pada gawai dan perangkat elektronik pribadi lainnya, terutama yang menyimpan data-data pribadi.
Di dunia maya, sangat tidak dianjurkan untuk mengumbar data-data yang sifatnya pribadi. Diharapkan pengguna lebih bijak dalam menggunakan sosial media sehari-hari agar meminimalisir tindak kriminal yang tidak dihendaki. (Uswatun)