TELENEWS.ID – Saat ini satuan dalam satu lot adalah 100 lembar saham. Namun Bursa Efek Jakarta memberikan usulan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan kajian ulang dan mengubah satuan lot tersebut. Perubahan ini diharapkan dapat direalisasikan tahun depan.
Direktur Perdagangan Anggota Bursa BEI, Laksono W. Widodo mengatakan masyarakat saat ini sudah semakin banyak yang masuk ke dalam pasar saham. Untuk itu terjadi penurunan jumlah saham dalam satu lot yang bisa mengakomodir investor pemula di bursa.
Contoh perhitungan yang disarankan BEI kepada OJK adalah, jika saat ini satu lot adalah 100 lembar saham, maka untuk menjangkau seluruh investor yang ada di pasar saham, dibuatlah satu lot adalah sepuluh lembar saham.
Namun, hal ini masih menjadi kajian oleh BEI, salah satu poin penting yang menjadi perhatian adalah satu lot saham mampu meningkatkan frekuensi perdagangan. Sehingga saham yang disebarkan juga harus mampu menjamin kapasitas perdagangan dalam bursa mencukupi.
Menurut Laksono, saat ini kapasitas transaksi ada di angka 7,5 juta kali transaksi per hari. Sedangkan saat ini rata-rata transaksi per hari adalah 1,5 juta kali. BEI juga berencana meningkatkan kapasitas pada 2023 mendatang dengan kemampuan mesin yang lebih baik dan rencana penurunan satuan lot terpenuhi.
Perubahan satuan lot dalam saham ini akan menjadi yang kedua kali dilakukan. Pada 2014 sudah pernah dilakukan perubahan satuan lot saham dari 500 lembar saham dalam satu lot menjadi 100 lembar saham yang saat ini kita kenal.
Jika dibandingkan dengan negara lain, satuan lot saham juga sangat beragam bahkan ada yang tidak memiliki satuan baku. Contohnya Amerika Serikat dan Hongkong yang tidak memiliki aturan baku dalam satuan lot saham. Banyaknya lembar saham dalam satu lot tergantung kesepakatan pembelian saham yang dituju. Sedangkan untuk Singapura, Malaysia, dan China memiliki kesamaan dengan satuan lot saham dengan Indonesia saat ini, yaitu satu lot mengandung 100 lembar saham.
Jika perubahan satuan lot saham ini jadi direalisasikan maka dibandingkan dengan negara –negara besar tadi, Indonesia memiliki jumlah satuan lot terkecil. Hal ini diharapkan dapat semakin menjadi daya tarik bursa saham Indonesia, seiring dengan semakin likuid dan terjangkaunya harga saham di Indonesia. (Angela Limawan)