TELENEWS.ID – Isu resesi yang akan menimpa sejumlah negara-negara besar mulai kembali mengkhawatirkan. Hal ini terjadi karena sejumlah negara besar yang berpengaruh di dunia saat ini sedang mengalami inflasi besar. Negara-negara tersebut juga akhirnya berlomba-lomba membuat kebijakan yang hanya mementingkan negaranya sendiri demi menyelamatkan ekonomi dalam negeri tanpa mementingkan negara lain yang akan terdampak dan memiliki hubungan ekonomi dengan mereka.
Baru-baru ini Bank Dunia merilis perkiraan bahwa ekonomi secara global akan mengalami perlambatan pertumbuhan sebanyak 2,9%. Dibandingkan tahun lalu, pertumbuhan ekonomi global mencapai 5,7% karena mulai adanya reopening ekonomi yang mulai membaik pasca pandemi covid-19. Berdasarkan standar ekonomi dunia, sebuah negara ditetapkan mengalami resesi apabila pertumbuhan ekonomi negara tersebut memasuki angka negatif dalam dua kuartal beruntun selama 1 tahun.
Pada tahun 2020 sampai 2021, hampir seluruh negara dunia serempak mengalami resesi akibat covid-19. Kali ini, perkiraan resesi terjadi diakibatkan dari tingginya harga komoditas energi. Hal ini menimbulkan efek domino, di mana untuk menyelamatkan ekonomi suatu negara, bank sentral menaikkan suku bunga. Namun dengan naiknya suku bunga bank, daya beli masyarakat menjadi menurun. Masyarakat lebih memilih berhemat dan berusaha untuk mengeluarkan uang sekecil mungkin untuk pemenuhan kebutuhan. Dengan faktor konsumtif masyarakat yang menurun drastis ini, mengakibatkan roda ekonomi suatu negara pun menjadi sangat lambat berjalan dan bertumbuh.
Terkait resesi yang mengancam berbagai negara di dunia ini, ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkan kepada Indonesia jika negara-negara besar mengalami resesi tidak akan separah seperti tahun 1998 atau 2000 lalu. Indonesia akan terdampak dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi di beberapa sektor serta nilai tukar rupiah yang menurun. Selain Josua, Analis Makroekonomi Bank Danamon, Irman Faiz menjelaskan selama Indonesia tetap menjaga rantai produksi dalam negeri, distribusi dan pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam negeri, resesi tidak akan berdampak signifikan terhadap Indonesia.
Beberapa hal yang akan berdampak bagi Indonesia jika resesi global benar-benar terjadi. Ekspor Indonesia akan menurun karena daya beli beberapa negara yang terkendala keuangan dalam negeri. Sementara Indonesia mengandalkan pendapatan dari ekspor sebesar 23% untuk APBN. Efek domino yang ditimbulkan akibat hal ini adalah pengurangan jumlah produksi dalam negeri karena jumlah yang diekspor juga akan menurun agar tidak terjadi penumpukan di dalam negeri. Hal yang ditakuti lainnya dari menurunnya angka ekspor adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) atau beberapa karyawan dirumahkan sementara akibat dikuranginya angka produksi. (Angela Limawan)