Home Internasional Rusia dan China Mulai Merasakan Dampak SWIFT ?

Rusia dan China Mulai Merasakan Dampak SWIFT ?

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Pertentangan yang terus disuarakan berbagai negara di dunia terhadap aksi Rusia yang melakukan invasi Ukraina menyebabkan sejumlah negara sepakat mengeluarkan Rusia dari SWIFT. Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, dan Negara Uni Eropa lain resmi melakukan pemblokiran bank Rusia dari SWIFT sejak Sabtu (26/02/2022).

Hal ini diharapkan menjadi penghambat Rusia dari sisi ekonomi untuk mencegah perang dan invasi berkelanjutan.

SWIFT sendiri merupakan singkatan dari Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication. SWIFT adalah sistem transaksi pembayaran dan pengiriman dana internasional yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia.

SWIFT menjadi jaringan pengiriman pesan berupa transaksi antarbank dan lembaga di seluruh dunia yang cepat dan aman. Hingga saat ini SWIFT sudah digunakan lebih dari sebelas ribu lembaga keuangan di seluruh dunia.

Dampak yang ditimbulkan kepada Rusia dan China sebagai negara yang sering melakukan interaksi perdagangan, mulai terlihat. Hal ini dirasakan setelah sejumlah pedagang batu bara China kesulitan dalam melakukan import batu bara dari Rusia.

Perbankan China juga mulai waspada terhadap semua transaksi yang melibatkan Rusia dengan China. Hal ini dikarenakan oleh terhambatnya aliran dana yang masuk ke Rusia akibat pemblokiran SWIFT.

Sehingga Rusia sulit mendapatkan dana yang menjadi hak mereka dari transaksi yang sudah dilakukan. Rusia diharapkan tidak mendapat pasokan dana maupun barang yang sudah berhasil dalam transaksi untuk melumpuhkan ekonomi negara.
China merupakan importir batu bara terbesar untuk Rusia dengan total lebih dari 50 juta ton dengan nilai 7,4 miliar Dollar Amerika. Dengan terhambatnya transaksi dengan Rusia ini, ada kemungkinan bahwa China akan beralih ke negara lain untuk kembali mendapatkan pasokan batu bara.

Namun akibat perang Rusia-Ukraina ini, harga batu bara melonjak tajam. Kenaikan harga batu bara sejak mulainya invasi Rusia ini sudah mengakibatkan kenaikan sebesar 58,68%.

Langkah lain yang bisa ditempuh China dan Rusia untuk tetap bisa bertransaksi adalah dengan berpindah dengan menggunakan mata uang China. Saat ini transaksi masih menggunakan mata uang Dollar Amerika, namun dengan terbitnya pemblokiran SWIFT terhadap Rusia, seluruh bank dunia menolak menerbitkan Letter of Credits bagi transaksi menggunakan Dollar Amerika khusus negara Rusia. (Angela Limawan)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Rapor Merah DKI Jakarta untuk Masalah Sosial

TELENEWS.ID - Pemindahan Ibukota Republik Indonesia ke Kalimantan sudah disahkan oleh Presiden Joko Widodo dan hanya tinggal menunggu beberapa tahun lagi. Itu...

Tidak Mau Kalah dengan Singapura, Indonesia Luncurkan Kendaraan Listrik Tanpa Pengemudi

TELENEWS.ID – Singapura sudah banyak menggunakan robot untuk membantu masyarakat menjalankan kegiatan sehari-hari. Bahkan Singapura juga sudah menggunakan robot sebagai pengganti polisi...

Sisi Gelap Petinggi dan Model Victoria’s Secret

TELENEWS.ID – Victoria’s Secret adalah sebuah perusahaan yang menjual berbagai kebutuhan wanita yang berasal dari Amerika Serikat yang berdiri sejak 12 Juni...

Anggaran ITF Membengkak, Kok Bisa?

TELENEWS.ID - Pembangunan Intermediate Treaty Facility atau ITF. ITF sendiri adalah tempat pengolahan sampah sementara sebelum sampah dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir...