TELENEWS.ID – Saham Grab anjlok sebesar 37 persen terlihat dari total kerugian yang dialami selama tahun 2021 sebesar USD 1,1 Miliar. Berdasarkan pemberitaan dari Reuters, Kamis (03/03/2022), besarnya program promosi dan insentif yang sangat besar dikeluarkan menjadi penyebab dari kerugian yang dialami Grab. Kerugian ini juga menjadi kejadian yang lebih buruk dari prediksi.
Berdasarkan laporan dari Grab Holdings Ltd di Singapura, Grab telah mengeluarkan biaya untuk insentif untuk menarik peminat masyarakat untuk menjadi pengemudi. Hal ini dilakukan untuk kembali meningkatkan Grab pasca pandemi covid-19.
Selain itu Grab juga menggelontorkan dana besar untuk promosi makanan serta pesan antarmakanan untuk menarik minat masyarakat bertransaksi.
Namun ternyata dana yang digelontorkan tidak mampu menutup pendapatan yang lebih kecil. Dana insentif dan promosi tersebut mempengaruhi pendapatan Grab kuartal keempat yang ditutup 31 Desember 2021. Pendapatan Grab menurun sebesar 44 persen menjadi hanya USD 122 Juta. Diketahui juga bahwa kerugian semakin membesar 3,56 miliar dibandingkan tahun 2020 yang hanya 2,75 miliar.
Sedangkan pendapatan Grab dari unit mobilitas adalah sebesar 86 persen dari keseluruhan, namun turun sebesar 27 persen pada kuartal pertama. Pendapatan dari unit pengiriman makanan juga turun sebesar 98 persen.
Akibat kerugian ini, saham Grab anjlok ke level terendah sejak kamis (03/03/2022) di angka USD 3,09, menghilangkan lebih dari USD 7 Miliar dari nilai pasar. Saham Grab ini terus merosot sejak go public dan melakukan merger dengan nilai USD 40 miliar, tiga perempat lebih rendah dari nilai pasar.
Dikutip dari Reuters, menurut Chief Financial Officer Grab, Peter Oey, Grab berencana untuk lebih disiplin dalam pengalokasian modal serta menggandakan peluang jangka panjang sesuai dengan permintaan pasar, periklanan, serta layanan keuangan yang dimiliki.
Grab juga masih ingin mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan bersaing dengan Go To. Go To merupakan perusahaan gabungan dari Gojek, Tokopedia, dan perusahaan teknologi Asia Tenggara Sea Ltd.
Walaupun program insentif yang digelontorkan menimbulkan kerugian, namun program ini berhasil meningkatkan gross merchandise volume (GMV) dengan transaksi yang naik sebesar 26 persen. Grab memperkirakan transaksi GMV ini akan terus meningkat pada kuartal kedua menjadi 30 persen serta kuartal keempat menjadi 35 persen. Grab juga menargetkan akan mencapai titik impas berdasarkan EBITDA khusus program pengiriman makanan di kuartal pertama. (Angela Limawan)