TELENEWS.ID – Menteri BUMN, Erick Thohir, geleng-geleng mendapati hutang PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah mencapai Rp500 triliun. Hal ini jelas sudah masuk dalam kriteria BUMN tidak sehat dan harus segera dipulihkan kembali.
Hal ini dikemukakan Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Kamis (10/06/2021), dimana kini Ia tengah berfokus untuk kembali menyehatkan keuangan PLN sehingga tidak akan menjadi beban bagi pemerintah di masa mendatang.
“PLN itu utangnya sudah mencapai Rp500 triliun, tidak ada jalan lain lagi kalau tidak segera disehatkan” ujarnya tegas.
Lantas bagaimana langkah Erick untuk kembali menyehatkan keuangan PLN? Pemerintah nampaknya akan membuat langkah tegas dengan cara memangkas anggaran belanja modal PLN. Erick bahkan optimis cara ini dapat memberikan hasil positif, Ia bahkan menargetkan pemangkasan belanja modal PLN ini akan mencapai 24 persen dari total keseluruhan.
Bukan hanya Pemerintah dan Menteri BUMN yang membuat terobosan cepat guna menyehatkan kembali keuangan PLN. Pihak internal, Agung Murdifi selalu Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN juga tengah melakukan hal serupa namun dengan cara yang berbeda.
Agung lebih memiliki cara peningkatan dalam hal investasi yang tepat dilakukan PLN dalam beberapa tahun terakhir, dimana kini telah memberikan dampak positif dan tinggal memetik keuntungannya saja. Agung menjelaskan aset PLN di tahun 2021 sudah mencapai Rp1.589 triliun, angka ini mengalami peningkatan mencapai Rp275 triliun jika dibandingkan dengan total aset PLN di tahun 2015 lalu.
Investasi lain yang dilakukan PLN adalah di bidang infrastruktur ketenagalistrikan, ini sesuai dengan amanat Peraturan Presiden No 4 Tahun 2016 tentang percepatan Infrastruktur Ketenagalistrikan. Dimana kini tetap kapasitas pembangkit yang terpasang mencapai 66,3 Gigawatt, ini mengalami peningkatan besar jika dibandingkan kapasitas pada tahun 2020 yang hanya mencapai 55,5 Gigawatt.
Hal ini membuktikan jika Indonesia sudah siap untuk memenuhi pasokan daya listrik untuk kebutuhan dalam negeri, sehingga siap memberikan dukungan penuh guna menggerakkan kembali roda perekonomian masyarakat, baik di daerah hingga skala nasional.
Agung juga menambahkan PLN juga turut andil dalam pembangunan negara melalui pembayaran pajak PNBP. Dimana telah melakukan pembayaran hingga Rp174 triliun dari tahun 2015 hingga 2020, inilah yang membuat Agung meminta pemerintah untuk kembali menyehatkan kondisi keuangan PLN.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN, Zulfikri Zaini memaparkan data yang mengejutkan, dimana hingga akhir 2020 PLN memiliki jumlah hutang yang cukup besar yaitu mencapai Rp496,2 triliun, ini berdasarkan data Saldo RKAP hingga Desember 2020. Jumlah ini memang mengalami penurunan sebesar 0,4 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dimana menyebutkan kebutuhan investasi PLN bisa mencapai Rp100 triliun setiap tahunnya, namun di tahun 2020 mengalami pemangkasan hingga akhir tahun. Ia berharap jika cara ini bisa menurunkan jumlah uang PLN yang sudah memasuki tahap berbahaya dan mulai tidak sehat untuk sebuah korporasi milik negara. (Chairunisa)
