TELENEWS.ID – Delapan hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah yang diperkirakan akan jatuh pada 2-3 Mei 2022, pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat kembali dipadati pengunjung baik penjual maupun pembeli. Lalu lintas sekitar pasar Tanah Abang pun kembali mengalami kemacetan parah. Salah satu ruas jalan yang mengalami kemacetan adalah Jalan Jatibaru Raya menuju Jalan Kebon Jati.
Salah satu blok yang cukup dipadati masyarakat adalah kawasan Blok B Tanah Abang. Para pendagang bahkan yang berasal dari luar Jakarta sudah memadati segala sisi dan menggelar lapak jualan mereka. Para pembeli pun sudah mulai melakukan transaksi beli di pasar Tanah Abang. Ada yang memang membeli untuk kebutuhan keluarga saat lebaran nanti, ada juga yang melakukan beli untuk kembali di jual sebelum lebaran.
Kemacetan yang terjadi di sejumlah ruas jalan sekitar pasar Tanah Abang dikarenakan sejumlah pedagang yang memaksakan diri membuka lapak dagangan di trotoar pinggir jalan. Hal ini mengakibatkan efek domino yang dimulai dari tidak adanya ruang untuk masyarakat berjalan kaki sehingga mereka berjalan dibahu jalan.
Selain itu, parkir liar yang tidak tertib juga dilakukan masyarakat baik pedagang maupun pembeli yang memarkirkan kendaraan di bahu jalan. Akibatnya ruas jalan semakin sempit karena termakan aktivitas masyarakat. Hal ini mengakibatkan arus kendaraan tersendat di kedua sisi cukup panjang.
Selain dari pasar, kepadatan juga terpantau dari stasiun Tanah Abang yang tidak jauh dari lokasi tersebut. Kepadatan ini diakibatkan arus mudik yang sudah mulai dilakukan masyarakat, terutama pekerja di Jakarta yang kampung halamannya di kota lain.
Keluarga yang membawa barang cukup banyak dan anak kecil mulai terlihat memadati stasiun dan berdesakan memasuki kereta. Selain itu antrian penjualan tiket luar kota juga tak kalah padat.
Akibat dari kepadatan yang terjadi di pasar dan stasiun Tanah Abang ini, sudah tidak adanya protokol kesehatan yang maksimal yang berusaha diterapkan masyarakat. Penggunaan masker memang masih terlihat dari beberapa masyarakat, namun hal ini juga cukup mengganggu pengguna masker karena terlalu padatnya jumlah manusia mengakibatkan nafas sesak.
Masyarakat yang tidak bisa bernafas dengan baik karena udara yang minim dengan banyaknya orang akan membuka maskernya. Selain itu kepadatan masyarakat tersebut mengakibatkan tidak adanya jaga jarak yang diterapkan. Hal ini juga terjadi karena keterbatasan ruangan dan banyaknya masyarakat yang ada. (Angela Limawan)