Home Travel Destinasi Sengsara Pulau Pari: Surga Wisata Jakarta Langganan Limbah

Sengsara Pulau Pari: Surga Wisata Jakarta Langganan Limbah

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Mustahgfirin (48) dan nelayan Pulau Pari lainnya biasa menemui limbah tumpahan minyak kala mencari ikan di Pulau Pari. Mereka menamai tumpahan minyak itu dengan sebutan pek. Itu bahasa percakapan. Pek juga bisa berarti ter atau aspal.

Bukan peristiwa langka jika menjumpai pek di Pulau Pari. Menurut keterangan dari Ketua Forum Peduli Pulau Pari (FP3) tersebut, pek seringkali menggenangi Pulau Pari selama berhari-hari.

Biasanya, dirinya mengajak warga Pulau Pari untuk gotong royong membersihkan pek. Pernah dirinya pada hari pertama mendapat 160 karung pek yang terkumpul. Namun, usaha tersebut seolah sia-sia sebab esoknya ada seluas hampir dua kilometer dari bibir pantai yang terdampak pek.

Mustaghfirin menduga jika melihat jumlah yang besar, limbah tumpahan minyak mentah itu berasal dari sumur YYA 1 milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java atau PHE ONWJ yang terletak di perairan Karawang, Jawa Barat. Diketahui jika sumur itu juga sempat bocor dan mencemari Pulau Pari.

“Soalnya, kalau dari kapal, kayaknya enggak sebanyak ini. Jadi, bisa aja impact kebocoran (sumur Pertamina) yang di Karawang. Yang jelas, kalau musim angin timur, pasti ada pek. Kebetulan di timur itu banyak sumur Pertamina,” kata dia ketika di hubungi, Senin (12/7).

Mustaghfirin mengaku belum menghitung kerugian total yang diderita warga. Namun, sudah ada sepuluh petambak yang terdampak. Kemungkinan menurutnya bakal bertambah kerugiannya. Sebab limbah pek baru bisa terlihat dampaknya ke ikan kerapu yang merupakan tangkapan utama nelayan seminggu setelahnya.

Jadi Langganan Limbah dan Sampah

Kecurigaan dari Mustaghfirin tersebut beralasan. Sebab tumpahan minyak dari sumur Pertamina yang lain sudah rutin menyerang Pulau Pari. Saat musim angin timur atau Agustus – Oktober, bercak pek hampir selalu ada di bibir pantai.

Pek mulai rutin berkunjung ke Pulau Pari sejak 25 tahun yang lalu. Kasus pencemaran pek terparah terjadi pada tahun 1996 dan 1998. Kala itu, hampir semua ikan di tambak warga mati dan para nelayan tidak bisa melaut sebab pekatnya minyak mentah yang menggenang. Petaka itu lebih sadis dari tahun 2019. Semua mangrove mati dan Pulau Pari diguyur oleh pek.

Setelah dua serbuan massif pek, Pulau Pari jadi sudah tak asing lagi dengan pek. Malahan limbah tersebut mampir hampir setiap tahun. Selain dari kebocoran sumur, kapal-kapal tanker yang melakukan pengurasan sekitar Pulau Pari juga ikut menyumbang dampak pek.

Kapal-kapal nakal tersebut nekat cuci tangka di Pulau Pari sebab tidak mau keluar uang besar. Seperti yang diketahui cuci tangkap di pelabuhan biayanya besar.

Tak hanya pek saja, keberagaman ekosistem di Pulau Pari juga terancam oleh limbah sampah kiriman dari Jakarta. Biasanya pada September hingga Maret limbah tersebut mampir di pulau ini.

Kata Mustaghfirin tumpukan sampah itu seringkali memenuhi jalur pelayaran dari Pulau Pari ke Jakarta dan pihaknya tidak bisa mengatasi masalah tersebut. Dinas terkait pun angkat tangan. Hal tersebut tentu berdampak pada kegiatan pariwisata berupa snorkeling dan diving.

Limbah cair industri dari Jakarta juga rutin mampir di Pulau Pari. Limbah tersebut jelas berbahaya sebab dapat mematikan biota bawah laut di perairan Kepulauan Seribu.

Meski rutin langganan bencana, menurut Mustaghfirin warga Pulau Pari jarang mendapat kompensasi. Pada kasus serangan pek baru-baru ini bahkan belum ada petambak yang mendapatkan ganti rugi. Yang sering mendapat kompensasi malah Pulau Untung Jawa dan Pulau Tidung.

Apa yang diungkap oleh Mustaghfirin tersebut juga diamine oleh Rehwinda Naibaho selaku juru kampanye dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Berdasarkan catatan dari Walhi, Pulau Pari sudah jadi langganan kedatangan pek sejak awal tahun 2000 an.

“Dari data kami, sejak tahun 2000-an sudah terjadi. Ada kapal-kapal yang lewat dan sengaja buang sampahnya di situ. Perairan Pulau Pari ini kan juga jalur lintas kapal-kapal besar,” ucap Rehwinda kepada Telenews.id, Minggu (11/7).

Diketahui jika kebocoran kilang minyak dari perairan Karawang ini masih menjadi penyumbang utama dari pencemaran lingkungan di salah satu surge wisata di Kepulauan Seribu itu. Akibat dari pek, warga jadi kehilangan mata pencaharian serta mengganggu pariwisata setempat.

“Kalau ada pek, nelayan tradisional yang tidak begitu jauh mencari ikannya, sudah pasti sulit mendapatkan ikan bila alat tangkapnya terpapar minyak mentah. Begitu pun dengan pembudidaya rumput laut dan ikan kerapu. (Ikan dan rumput) akan mati bila terkena dampak limbah,” lanjut dia.

Rehwinda juga meminta agar Pemprov DKI Jakarta tidak diam melulu dalam menyikapi ancaman lingkungan yang membayangi Pulau Pari dan sekitarnya sebab ini bukan pertama kalinya. Dia juga mempertanyakan Pemprov DKI yang tidak melakukan apa-apa.

Sumber Tumpahan Minyak Masih Dilacak

Dalam hal Pulau Pari, Djoko Rianto Budi selaku Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu mengatakan bahwa dirinya belum bisa memastikan dari mana asal limbah minyak mentah yang terdampar di Pulau Pari. Dugaan awalnya pek sudah lama terendam di air dan asalnya dari Perairan Bekasi.

“Dari data titik koordinat sampah pek yang ada di Pulau Tidung hasil tracking temen-temen KLHK, cemaran berasal dari pesisir pantai Bekasi. Itu sama dengan tracking yang ada di Pulau Pari,” ujar Djoko, Minggu (11/7).

Djoko mengatakan untuk memastikan sumber pek, ia telah meminta penginderaan jarak jauh dari LAPAN, sehingga petugas juga akan diturunkan langsung untuk mengecek langsung ke lapangan.

Saat dikonfirmasi oleh Telenews.id, Nani Hendiarti selaku Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi membenarkan jika pemerintah masih melacak sumber pek yang mencemari sejumlah pulau yang berada di Kepulauan Seribu.

“Info yang saya dapat, mereka sudah melakukan modeling untuk tracing dari mana sumbernya. Sambil menunggu KLHK, kami melakukan validasi. Salah satunya dari data satelit. Satelit ini masih menunggu dari Lapan. Mereka akan menyiapkan data, saat ini masih berproses dalam waktu dekat akan kita terima,” ucap Nani.

Pertamina pun sudah dilibatkan guna menanggulangi cemaran limbah di Pulau Pari serta Pulau Tidung supaya tidak merusak lingkungan. Namun, itu juga bukan berarti limbah pek berasal dari sumur Pertamina yang bocor di Karawang.

Menurut Nani, kecurigaan warga di Pulau Pari perlu dibuktikan terlebih dahulu dari mana sumbernya sebab ini ada kaitannya dengan masalah ganti rugi. Nani menambahkan jika saat ini Pertamina telah menyepakati dalam menangani limbah.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Karliansyah menduga jika pek di Pulau Pari berasal dari buangan kapal tanker. Asumsinya berdasarkan bukti setelah sumur YYA-1 milik Pertamina dicek oleh tim KLHK.

“Hasilnya oke. Kualitas air laut juga memenuhi baku mutu. Kami juga masih menunggu hasil uji finger print oil spill tersebut. Tapi, dari hasil penyelaman kami, pipa bawah laut ONWJ itu aman,” ungkap Karliansyah.

Sementara itu, Koordinator dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Merah Johansyah meminta agar tim independen dibentuk guna melacak sumber pencemaran yang mencemari Pulau Pari ini. Merah menyebut jika Pertamina tidak akan pernah transparan jika menyangkut kebocoran sumur minyak dan cenderung menutup-nutupi masalah pencemaran limbah ini. (Uswatun)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Resmikan Groundbreaking Hilirisasi Batu Bara Jadi DME, Jokowi: Mau Sampai Kapan Impor Terus?

TELENEWS.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil meter atau DME di Kabupaten Muara Enim, Sumatera...

Kronologi OTT Kasus Korupsi Bupati Penajem Paser Utara

TELENEWS.ID - Nur Afifah Balqis sedang ramai menjadi perbincangan publik nasional akhir-akhir ini karena menjadi salah satu tersangka OTT KPK dan terlibat...

Kisruh Arteri Dahlan Mengancam Elektabilitas PDIP

TELENEWS.ID – Anggota komisi III DPR RI dari fraksi PDIP, Arteri Dahlan membuat gaduh Indonesia. Arteria meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin mencopot...

Kemanakah Ridwan Kamil Berlabuh Untuk Pilpres 2024 ?

TELENEWS.ID - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil telah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden 2024. Namun hingga saat ini masih belum ada partai...