TELENEWS.ID – Kendati sering dicerca oleh sebagian netizen tanah air, rupanya China masih menjadi tujuan ekspor utama Indonesia. Hal tersebut terungkap melalui data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam statistik BPS tersebut, tercatat ada tiga negara yang masuk sebagai pangsa ekspor nonmigas terbesar Indonesia, yakni Tiongkok di angka 22,14% dengan total USD 3,47 Miliar, Amerika Serikat di angka 10,88% dengan total USD 1,70 Miliar dan Jepang di angka 7,01% dengan total USD 1,10 Miliar. Kontribusi ketiga negara tersebut pada devisa Indonesia mencapai total 40,02 persen.
Ekspor nonmigas Mei 2021 terbesar adalah ke China/Tiongkok dengan nilai US$ 3,47 miliar, Kepala BPS, Suhariyanto, menjelaskan bahwa komoditas nonmigas utama yang diekspor ke Tiongkok di periode tersebut adalah besi, baja, batubara dan minyak kelapa sawit.
Berdasarkan data statistik tersebut, China dan juga Amerika Serikat memberikan kontribusi besar bagi surplus neraca perdagangan Indonesia yang mencapai angka USD 2,36 Miliar. “Selama 13 bulan secara beruntun, neraca perdagangan Indonesia keluar hasil membukukan surplus. Performanya sangat bagus sekali,” tutur Suhariyanto.
Peningkatan ekspor batubara Indonesia ke China terjadi karena situasi geopolitik Asia yang mengubah pola distribusi. China diketahui tengah melakukan embargo ke Australia sebagai pemasok batubara terbesar mereka, sehingga menggeser sebagian permintaan (demand) mereka terhadap sumber daya alam tersebut ke Indonesia.
Pada bulan Mei 2021, nilai ekspor Indonesia tercatat mencapai angka US$16,60 miliar atau naik 59% dari periode yang sama tahun lalu. Adapun kinerja ekspor sepanjang Januari-Mei 2021 mencapai US$83,99 miliar, naik 31% dari periode yang sama tahun lalu.
Ekspor migas pada Mei 2021 tercatat hanya US$936,6 juta, sedangkan nonmigas mencapai US$15,66 miliar. Khusus pada ekspor nonmigas, terjadi kenaikan hingga 58,30% dibandingkan dengan kinerja ekspor pada Mei 2020. “Kenaikan nilai ekspor pada Mei 2021 secara year-on-year mengalami kenaikan yang impresif,” kata Suhariyanto.
Selain nilai ekspor, BPS juga mencatat China sebagai negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada periode Januari hingga Mei 2021 lalu dengan nilai USD 20,56 Miliar, disusul oleh Jepang (USD 5,28 Miliar), serta Korea Selatan (USD 3,71 Miliar).
“Yang tertinggi (kenaikannya) adalah impor bahan baku atau penolong, di angka 24,14%. Hal ini menandakan bahwa manufaktur di Indonesia mulai bergeliat” pungkas Suhariyanto. (Billy Bagus)