TELENEWS.ID – Adalah hal yang wajar jika seseorang merasakan kedinginan di musim hujan atau berada di daerah yang sejuk dengan suhu yang rendah. Namun kondisi ini jadi dianggap kurang wajar jika seseorang sering merasakan kedinginan bahkan saat berada di tempat yang hangat dan nyaman sekalipun.
Apakah kamu salah satu orang yang merasakan hal itu? Jika kamu merasakan juga kondisi kedinginan tanpa sebab, jangan khawatir bukan berarti kamu sedang diganggu mahluk halus seperti yang mungkin sering dibicarakan oleh orang. Namun kondisi kedinginan yang berlangsung secara terus-terusan, bisa menandakan adanya masalah pada psikologismu.
Menurut Psikolog Universitas Toronto Chen-Bo Zhong, PhD, dan Geoffrey J. Leonardelli, PhD; dikucilkan sosial yang membuat seseorang jauh dengan orang lain dan merasa kesepian bisa memicu kondisi dimana tubuh mereka merasakan kedinginan yang terus menerus.
Menurut dua psikolog ini, hal itulah yang menjadi sebab mengapa seseorang cenderung memilih makanan dan minuman hangat saat mereka sedang sendirian atau kesepian. “Sangat mengejutkan bahwa orang lebih suka kopi panas dan sup ketika dikucilkan secara sosial atau ketika merasa kesepian,” kata Leonardelli dalam rilis berita. “Penelitian kami menunjukkan bahwa sup ayam hangat mungkin merupakan mekanisme tubuh untuk menghadapi rasa kesepian” tambahnya lagi.
Selain itu sebuah penelitian pada tahu 2012 yang dilakukan di Belanda menemuka bahwa mereka yang merasa diabaikan, dikucilkan, sendirian dan kesepian; mengalami penurunan temperatur tubuh yang sangat drastis.Lebih jauh lagi, penelitian yang sama menemukan bahwa hanya mengingat tentang dikucilkan secara sosial atau merasa kesepian, sudah cukup untuk membuat seseorang merasa kedinginan.
Disamping itu, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah “Emotion”, para peneliti menemukan hubungan antara “kehangatan” fisik dan sosial. Pada dasarnya, jika seseorang merasa dingin secara sosial alias kesepian, mereka cenderung mencoba mengganti kehangatan emosional dengan kehangatan fisik dengan mandi air panas atau mengkonsumsi makanan dan minuman yang hangat.
Sebuah studi baru juga menemukan bahwa orang yang secara fisik dingin lebih cenderung merasa kesepian dan mencari interaksi sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Adam Fay, dari State University of New York, dan Jon Maner, dari State University of Florida, menemukan bahwa perubahan suhu memiliki implikasi penting bagi psikologi afiliasi sosial. Sederhananya bahwa suhu tubuh kita memengaruhi penilaian sosial kita akan lingkungan di sekitar.
Sederhananya, kesepian bisa membuat kamu menggigil kedinginan. Seperti yang disarankan oleh para peneliti, bahwa dinginnya kesepian dapat diatasi dengan kehangatan psikologis yakni interaksi sosial dengan orang lain, atau kehangatan fisik aktual, seperti minum secangkir kopi panas yang dipegang di antara tangan.
Dr Lesley Prince, dosen psikologi di Universitas Birmingham, mengatakan: “Ini sangat menarik, dan menunjukkan ada korelasi fisiologis dengan emosi.” Dia menambahkan: “Saya sangat mendukung gagasan bahwa jika orang merasa sedih atau kesepian mereka akan merasa lebih kedinginan, sehingga kamu dapat membantu mereka merasa lebih baik dengan berada di sekitar mereka atau membawa mereka ke tempat yang hangat” tambahnya lagi.
Hasil penelitian mengenai keterkaitan antara perasaan dingin dan kesepian ini, membuka peluang baru dalam mengeksplorasi interaksi antara lingkungan dan psikologi, seperti studi gangguan mood seperti Seasonal Affective Disorder.
Penelitian tentang Gangguan Afektif Musiman telah berfokus pada gagasan bahwa kurangnya sinar matahari selama musim dingin atau musim penghujan di negara tropis, menyebabkan perasaan depresi pada orang yang biasanya sehat. Studi saat ini menunjukkan bahwa suhu dingin juga dapat berkontribusi pada perasaan sedih dan isolasi yang dirasakan tanpa kehadiran seseorang yang mengusir rasa kesepian.
Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa berada di ruangan dengan suhu yang hangat atau menyantap hidangan yang hangat, juga membantu mengurangi perasaan dingin karena kesepian ini. (Yuyun Amalia)
