Home Teknologi Soal Keamanan Siber, Indonesia Masih Kalah Dari Malaysia

Soal Keamanan Siber, Indonesia Masih Kalah Dari Malaysia

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Indonesia rupanya masih harus belajar dari sang negara tetangga, Malaysia, terutama menyangkut keamanan data siber. Dalam sebuah statistik yang dirilis Organisasi Telekomunikasi Sedunia (ITU), Indonesia masih kalah  dibanding Negeri Jiran.

Global Cybersecurity Index (GCI) secara rutin dirilis setiap tahunnya untuk mengukur komitmen, kepedulian serta upaya suatu negara terhadap keamanan siber. Terdapat lima parameter penilaian, yaitu aspek legal, technical, organizational, capacity building, dan cooperation.

Dalam penyusunan indeks statistik tersebut, ITU mengajukan sebanyak 82 pertanyaan yang dikembangkan oleh panel ahli pada para anggotanya. Penilaian pun akan diurutkan dan semakin tinggi peringkat, artinya negara itu memiliki komitmen dan pertahanan keamanan siber yang sangat baik.

Dalam GCI tahun 2020, Amerika Serikat menjadi negara yang menempati posisi pertama, disusul Arab Saudi dan Inggris di peringkat kedua. Sementara untuk wilayah Asia Tenggara, Singapura menempati ranking pertama dan keempat secara global, dan Malaysia menempati rangking kedua di Asia Tenggara dan kelima secara global.

Bagaimana dengan Indonesia? Menurut GCI, negara kita tercinta hanya menempati ranking ke 24 secara global. Namun jika dibandingkan dengan peringkat tahun 2018 yang terpuruk di angka 41, Indonesia telah naik 17 peringkat. Saat ini, Indonesia berada di urutan ketiga Asia Tenggara di atas Thailand, Vietnam dan Filipina.

Kendati demikian, Indonesia terbukti masih harus belajar banyak dari Malaysia dalam memperkuat keamanan siber. Lemahnya keamanan berdampak pada meningkatnya serangan siber bagi pengguna internet seluruh nusantara. Umumnya serangan dilancarkan dalam bentuk fraud dan malware.

Namun Indonesia pun telah mulai berbenah dari segi keamanan siber. Bulan lalu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah (PDDI) resmi membentuk tim pelaksana keamanan Siber Indonesia, Computer Security Incident Response Team (CSIRT).

Plt. Kepala PDDI LIPI, Hendro Subagyo mengatakan LIPI-CSIRT dibentuk untuk melakukan pencegahan insiden, dengan cara terlibat aktif dalam penilaian dan deteksi ancaman, perencanaan mitigasi, dan tinjauan atas arsitektur keamanan informasi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

“CSIRT memiliki otoritas untuk menangani berbagai insiden keamanan siber yang terjadi atau mengancam sistem informasi BSSN berupa web defacement, DDOS, malware, dan phishing. Dukungan yang diberikan oleh BSSN dapat bervariasi tergantung dari jenis, dampak insiden dan layanan yang digunakan,” papar Hendro dalam keterangan tertulis yang dirilis tanggal 27 Juni silam. (Billy Bagus)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Desa Wisata Ini Diprediksi Bakal Hits di Tahun 2022, Yuk Simak Apa Saja Daftarnya

TELENEWS.ID - Banyak solusi ketika Anda ingin mencari destinasi liburan bersama keluarga ataupun teman-teman dengan tema desa wisata. Saat ini trend mengunjungi...

Pemerintah Enggan Rekrut CPNS di Tahun 2022, Ternyata Ini Alasannya

TELENEWS.ID - Banyak informasi mengenai Pemerintah yang tidak akan melakukan perekrutan CPNS di tahun 2022. Kemudian dari aspek penambahan jumlah ASN juga...

Salah Satunya Bikin Awet Muda, 5 Alasan Kamu Harus Pakai Serum Vitamin C Mulai Dari Sekarang!

TELENEWS.ID - Serum menjadi salah satu skincare yang sekarang menjadi salah satu kebutuhan wanita masa kini. Rasanya perawatan wajah tak akan lengkap...

Berkaca Dari Supir Kecelakaan Maut Balikpapan, Ini 5 Tips Agar Tak Bangun Kesiangan

TELENEWS.ID - Berbagai fakta mengejutkan terungkap pasca kecelakaan maut yang terjadi di tanjakan Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022) pagi. Salah satunya,...