TELENEWS.ID – Pada Minggu (06/06/2022) lalu diketahui Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh mengadakan pertemuan dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pertemuan diadakan di kantor DPP Partai Nasdem atau Nasdem Tower, di Jakarta Pusat. Sebelum pertemuannya dengan SBY, sejumlah petinggi partai sudah sempat melakukan pertemuan langsung dengan Surya Paloh seperti ketua umum partai Gerindra, Prabowo Subianto, ketua umum partai Golkar, Airlangga Hartanto, serta ketua umum partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.
Kunjungan SBY ke Nasdem Tower juga didampingi oleh kader partai Demokrat lain seperti ketua Umum Partai Demokrat, AHY dan juga ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief. Sedangkan Surya Paloh didampingi oleh Sekjen Partai Nasdem, Johnny G.Plate dan ketua koordinator pemenangan pemilu, Prananda Paloh. Andi Arief menyampaikan bahwa kunjungan SBY ke kantor DPP Partai Nasdem adalah kunjungan balasan karena Surya Paloh pernah menyempatkan diri menjenguk SBY saat masih melakukan pengobatan di Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Diketahui pada 29 Maret 2022 lalu, ketua umum partai Demokrat, AHY sudah lebih dulu mengunjungi Surya Paloh di lokasi yang sama. Dalam pertemuan pertamanya tersebut, putra sulung SBY tersebut mengaku menyampaikan harapan dari SBY untuk Partai Demokrat dan Partai Nasdem terus bersama-sama berdampingan membangun Indonesia ke arah yang lebih baik.
Sementara itu pengamat politik Universitas Paramadhina, Khoirul Umam menilai pertemuan Surya Paloh, SBY dan AHY berpeluang terbentuknya poros baru dalam pemilu 2024 mendatang. Menurut Khoirul, Partai Demokrat saat ini yang semakin terdesak dengan terus tergerusnya suara partai harus mulai berani mengambil langkah progresif untuk bersatu dengan partai lain dan menyelamatkan nasib partai. Khoirul juga menganggap partai koalisi pemerintahan saat ini sudah mulai terpecah dan lebih memperdulikan rencana dalam pemilu 2024 mendatang daripada mendukung urusan pemerintah.
Hal ini membuka peluang bagi partai Demokrat sebagai partai oposisi pemerintah untuk mulai merangkul partai tersebut untuk ikut berjuang dalam menghadapi pemilu 2024 mendatang. Selain itu Khoirul juga menduga bahwa koalisi Indonesia Bersatu (KIB) antara partai Golkar, PAN, dan PPP yang seluruhnya merupakan partai pendukung pemerintahan, merupakan armada perang bagi Ganjar Pranowo yang disiapkan Jokowi.
Hal ini diperjelas dengan kehadiran Ganjar pada Rakernas Projo di Jawa Tengah beberapa hari lalu dan kode-kode Jokowi yang mendukung Ganjar jika jadi dicalonkan. KIB ini juga diduga disiapkan Jokowi untuk mengamankan Ganjar sebagai penerusnya jika PDI-P tetap menolak mencalonkan Ganjar sebagai calon presiden pada pilpres 2024. PDI-P sendiri masih bersikukuh dan terus berjuang untuk mencalonkan ketua umumnya saat ini, Puan Maharani.
Namun dugaan lain muncul dari Khoirul yang berpendapat bisa jadi KIB ini dibentuk untuk mengamankan kursi capres untuk ketua umum Golkar, Airlangga Hartanto. Selain itu KIB juga merupakan partai pendukung pemerintah yang jika memenangkan pertarungan dalam pemilu 2024 mendatang, otomatis akan mengamankan warisan Jokowi untuk melanjutkan pembangunan ibukota baru dan proses pemindahan ibukota. (Angela Limawan)