TELENEWS.ID – Mengikuti jadwal Indonesia terkait peluncuran satelit baru pada 2023, proyek strategis nasional Satria-1 (Satelit Republik Indonesia) mulai memasuki tahap konstruksi.
Pihak Bakti (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) menerangkan bahwa setelah penandatanganan preliminary working agreement antara badan usaha pelaksana dan pabrikan satelit Thales Alenia Space, konstruksi satelit Satria-1 mulai dilakukan.
Bambang Nugroho selaku Direktur Infrastruktur Bakti mengatakan bahwa proyek itu sedang memasuki proses konstruksi setelah menyelesaikan proses financial close. Progresnya sekitar 11,5%.
Kemudian dalam prosesnya meliputi Payload System Requirement Review, Service and Communications Module Equipment Qualification Status Review dan Preliminary Design Review.
Bambang juga mengatakan bahwa proses pembangunan satelit tergolong cukup lama dari kuartal empat 2020 hingga kuartal dua 2023. Dan diharapkan bisa diluncurkan pada kuartal ketiga 2023 agar bisa beroperasi pada akhir tahun yang sama.
Satria-1 adalah salah satu Proyek Strategis Nasional. Sedangkan pengadaannya dilakukan melalui skema KPBU (Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha).
Lalu untuk pengerjaannya, pemerintah menunjuk PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), yaitu perusahaan yang dibentuk oleh pemenang tender yang terdiri dari PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Nusantara Satelit Sejahtera, PT Dian Semesta Sentosa dan PT Pintar Nusantara Sejahtera.
Sebagai badan usaha swasta yang mengoperasikan satelit Satria-1, SNT mendapat dukungan pendanaan dari BPI France dan AIIB (Asian Infrastructure Investment Bank) dari Tiongkok. Dan yang terbaru HSBC memberikan kredit pinjaman sebesar $77,6 juta atau setara Rp1,1 trilun.
Menurut informasi yang didapat, perancang dan pabrikan asal Perancis yaitu Thales Alenia Space ditunjuk untuk memproduksi satelit Satria-1. Kemudian roket Falcon 9 milik SpaceX akan digunakan untuk peluncurannya. Sedangkan lokasinya adalah di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.
Dilansir dari berbagai sumber, pemerintah Indonesia meluncurkan satelit Satria-1 untuk penyediaan akses internet di 150 ribu titik layanan publik seperti dari pemerintah daerah, fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan hingga sekolah/pesantren. (Dhe)