TELENEWS.ID – Perawatan yang paling umum ketika antidepresan dinilai gagal dalam mengendalikan depresi yang sulit diobati yaitu dengan menggunakan “gas tertawa”.
Temuan tersebut melibatkan 28 pasien yang berjuang dengan depresi berat yang resistan terhadap pengobatan. Untuk para pasien tersebut, antidepresan kerap gagal dalam memberikan bantuan.
Dilansir dari Medicinenet, setelah tiga sesi inhalasi gas tertawa satu jam selama tiga bulan, 85 persen pasien mengalami penurunan depresi yang signifikan yang bertahan hingga berminggu-minggu pasca perawatan, hal ini diungkapkan oleh penulis studi Peter Nagele, ketua anestesi dan perawatan kritis di University of Chicago.
“Gas tertawa adalah nitrous oxide, salah satu anestesi tertua dan paling umum digunakan,” ujar Nagele.
“Dan kami menemukan bahwa gas tertawa, pada konsentrasi yang jauh lebih rendah dapat membantu pasien dengan depresi yang sulit diobati,” lanjutnya.
Antara tahun 2016 hingga 2019, Nagele bersama tim-nya mencoba dua formulasi gas tertawa, satu pada tingkat 50 persen nitro oksida dan satunya pada tingkat 25 persen.
Dalam studi tersebut, pasien berusia antara 18 hingga 75 tahun. Semua pasien melanjutkan perawatan depresi mereka yang biasa dan mempertahankan rejimen antidepresan yang ada. Sekitar sepertiga mendapatkan tiga sesi pengobatan inhalasi sebanyak 50 persen nitrous oxide, sepertiga diberi pengobatan inhalasi nitrous oxide 25 persen dan sepertiga diberi pengobatan inhalasi oksigen yang tidak mengandung gas tertawa.
Perawatan tersebut diberikan melalui masker wajah anestesi standar dan semuanya dipantau hingga satu jam pasca perawatan.
Para peneliti pun menemukan bahwa kedua formulasi menawarkan kontrol depresi yang signifikan. Faktanya, hanya satu sesi (pada dosis mana pun) memberikan kontrol depresi cepat di antara pasien.
Kontrol depresi juga tampaknya tumbuh dalam efek dari waktu ke waktu, bertahan hingga satu bulan pasca perawatan di antara beberapa pasien. Pada tanda tiga bulan, tim peneliti pun menemukan bahwa sebanyak 85 persen pasien mengalami perbaikan gejala dan 40 persen ditemukan dalam remisi depresi.
“Mekanisme bagaimana nitrous oxide memberikan efek antidepresan tidak diketahui, dan kemungkinan berbeda dari bagaimana ia menginduksi sedasi dan ketidaksadaran serta menghilangkan rasa sakit,” kata Nagele.
“Setelah mengatakan ini, teori yang paling banyak diterima adalah bahwa nitrous oxide memblokir reseptor spesifik di otak yang disebut reseptor NMDA, yang juga dianggap sebagai mekanisme utama untuk (obat) ketamin,” lanjut Nagele. (Hifziyah).