TELENEWS.ID – Berlokasi di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Pura Pulaki adalah salah satu destinasi tersembunyi yang layak dikunjungi di bagian Utara Bali. Tempatnya yang terletak di sebuah teluk, di atas tebing batu yang memukau menyuguhkan keindahan sekitar yang menawan berlatar belakang perbukitan batu yang menjulang.
Aura sakral nan magis akan langsung menyapa para pengunjung yang memasuki area Pura Pulaki. Letaknya yang di atas tebing teluk Pulaki, menghadap langsung ke lautan lepas, menambah pesona tempat suci umat Hindu Bali ini.
Pura Pulaki sempat direnovasi besar-besaran oleh pemerintah setempat dengan materi menggunakan batu lahar dari Gunung Agung, sehingga menambah gagah ornamennya yang didominasi warna kehitaman yang tegas.
Pura Pulaki didirikan pada masa pemerintahan Raja Gelgel, Dalem Waturenggong sekitar tahun 1460-1552 sebelum Masehi. Tempat suci ini berkaitan erat dengan Pura Dalem Melanting yang letaknya berdekatan dan menjadi tempat persembahyangan pertapa suci Danghyang Nirartha.
Kendati dibuka untuk umum, namun ada satu area di Pura Pulaki yang sangat dijaga kesuciannya dan tidak boleh dimasuki secara sembarangan, bahkan oleh pemangku adat sekalipun. Tempat itu adalah pelinggih utama pura yang disebut Utamaning Mandala.
Hanya pada upacara khusus saja area tersebut boleh dimasuki. Karena merupakan warisan zaman prasejarah, di Pura Pulaki juga ditemukan sejumlah perkakas yang terbuat dari batu picisan, kapak dan lainnya pada tahun 1987 silam.
Karena keberadaanya yang tepat pada titik strategis Jalan Raya Singaraja-Gilimanuk, Pura Pulaki kerap disinggahi oleh pedagang dan pengusaha untuk memohon kemakmuran ekonomi dan kelancaran usaha mereka.
Mengunjungi Pura Pulaki pada malam bulan purnama akan menyuguhkan pemandangan dan atmosfer tersendir, dimana sejumlah penganut Hindu Bali yang mengenakan sarung khas berwarna-warni akan berdatangan dari seluruh penjuru pulau untuk bersembahyang bersama dan memohon berkat dari Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Daya tarik lainnya di kawasan ini adalah sejumlah kera yang selalu ramai berkeliaran di areal pura. Meskipun terkesan sangar namun kera-kera itu tidak membahayakan dan cukup menarik perhatian. Namun para pengunjung tetap dihimbau untuk menjaga barang bawaan mereka masing-masing, jangan sampai lengah dan menjadi korban keusilan para kera! (Billy Bagus)