TELENEWS.ID – Thomas Tuchel menjadi pelatih Jerman kelima yang sukses merengkuh Piala Liga Champion bersama Chelsea. Ia merapat ke klub kota London tersebut setelah diberhentikan dari jabatannya di Paris Saint Germain (PSG). Lantas, apakah PSG menyesal telah memecatnya?
Didapuk sebagai pengganti Frank Lampard pada bulan Januari silam, Tuchel langsung membuktikan tangan dinginnya dengan mendongkrak performa Chelsea habis-habisan. Selain mampu membawa The Blues finish di empat besar, pelatih asal Jerman itu juga berhasil merengkuh Piala Liga Champion nan prestisius.
Keberhasilan tersebut membuat para suporter PSG gigit jari. Pasalnya, pelatih yang mereka pecat justru malah bisa mengangkat gelar Liga Champion yang sudah mereka idam-idamkan selama ini. Hal itu semakin ironis karena nahkoda baru Mauricio Pochettino hanya bisa membawa Mauro Icardi dkk meraih trofi Coupe de France musim ini.
Kendati demikian, direktur olahraga PSG, Leonardo de Araujo, mengaku bahwa klub tidak pernah menyesali keputusan untuk melengserkan Tuchel. Menurut pria asal Brasil itu, keputusan tersebut sudah menjadi yang terbaik bagi kedua belah pihak.
“PSG membuat pilihan yang bagus (untuk melepasnya). Ini adalah siklus yang telah berlalu di klub,” tutur Leonardo dalam sebuah wawancara dengan CanalPlus. Lebih lanjut, Leonardo juga memberikan selamat pada keberhasilan Tuchel meraih Piala ‘Si Kuping Besar’.
“Bagaimana perasaan saya tentang kemenangan Thomas Tuchel? Ini adalah sepak bola, segala hal bisa terjadi. Itu terus berubah. Saya senang,” tukasnya kemudian.
Sejak berstatus sebagai salah satu klub terkaya di dunia kala dibeli Pangeran Nasser Al-Khellaifi pada tahun 2011 silam, PSG terus mendatangkan punggawa berkelas dunia dengan ambisi menjadi yang terbaik di dunia.
Namun sayang hingga saat ini klub berjuluk Le Parisien tersebut belum jua mampu meraih gelar Liga Champion yang bergengsi meski telah diperkuat dua pemain termahal sejagat, Neymar Jr. Dan Kylian Mbappe.
Pada musim ini, langkah mereka di Liga Champion kembali harus terhenti di semifinal dari Manchester City. Sementara di kancah domestik pun PSG harus puas menempati posisi kedua dan merelakan gelar juara Ligue 1 ke klub kuda hitam Lille FC. (Billy Bagus)
