Home Ekonomi Tidak Terima Turun Kelas, Kemenkeu Atur Strategi RI Masuk Upper Middle Income...

Tidak Terima Turun Kelas, Kemenkeu Atur Strategi RI Masuk Upper Middle Income Tahun Ini

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak gentar dengan statemen yang dikeluarkan Bank Dunia yang menempatkan Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah ke bawah atau lower middle income. Bahkan secara lantang menegaskan Indonesia mampu kembali masuk pada kelompok negara berpenghasilan menengah ke atas atau upper middle income di tahun ini, 2021.

Hal ini jelas patut dipertanyakan, apakah Indonesia mampu masuk dalam level tersebut? Pasalnya kondisi perekonomian tengah jatuh kembali setelah adanya serangan kedua covid-19 yang menyebar dengan cepat. Namun Kepala Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu menegaskan RI mampu masuk upper middle income di tahun ini.

“Apakah kita akan kembali ke titik upper middle income? Pasti. Apakah kita akan masuk ke upper middle income country lagi tahun depan? Tidak perlu menunggu lama, harusnya di akhir tahun ini sudah bisa. Apalagi di tahun 2022” jelasnya tegas pada acara taklimat media yang digelar secara virtual pada Sabtu (10/07/2021)

Lantas atas dasar apa Indonesia mampu menembus level upper middle income, padahal secara jelas Bank Dunia mengatakan Gross National Income (GNI) Indonesia mengalami penurunan, dimana hanya mencapai USD 3.979 per kapita, pemicunya jelas pandemi covid-19 yang berkepanjangan dan berlangsung penuh selama 2020.

Namun Febrio menegaskan, Indonesia mampu keluar dari predikat turun kelas ini, terjadinya penurunan level ini jelas akibat pandemi covid-19 sehingga membuat pertumbuhan ekonomi mengalami koreksi tajam, bahkan hingga mencapai angka minus. Namun masih ada harapan untuk mengembalikan kondisi bahkan menjadi lebih baik.

Bahkan Febrio mengoreksi, bukan hanya Indonesia yang mengalami kondisi tersebut, hampir semua negara di seluruh dunia mengalami kondisi serupa dengan penurunan GDP per kapita. Jika melihat data yang ada, masih banyak negara yang jatuh lebih dalam koreksi GDP per kapita jika dibandingkan dengan Indonesia.

Pandemi covid-19 sepanjang 2020 ini jelas membuat pertumbuhan ekonomi minus, ini terjadi di seluruh dunia, tetapi Indonesia punya peluang untuk mengembalikan kondisi normal kembali dengan strategi yang sedang disusun oleh pemerintah.

Kini tengah dilakukan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan dana anggaran yang cukup besar, bahkan alokasi 40 persen dana tersebut untuk membantu recovery masyarakat kalangan menengah kebawah untuk tetap bertahan di tengah pandemi, seperti halnya dengan pemberian bantuan sosial (bansos) yang terus diberikan di tahun 2021.

Bukan itu saja, pemerintah kini memang tengah berfokus pada penanganan kesehatan, tetapi mulai melakukan pembenahan dalam hal sektor ekonomi dengan menahan laju tingkat kemiskinan dan pengangguran.

Febrio juga membeberkan data besar alokasi dana yang akan dikucurkan oleh pemerintah, bukan hanya sektor kesehatan saja melainkan membantu perlindungan sosial dan membantu UMKM dan korporasi untuk kembali normal, ini juga masuk dalam program prioritas.

Buktinya pemerintah kini menaikkan dana anggaran kesehatan menjadi Rp193,93 triliun, ini akan difokuskan untuk dana kesehatan hingga vaksinasi. Dana anggaran perlindungan sosial juga mengalami peningkatan hingga Rp156,86 triliun, ini akan difokuskan pada bansos yang menyisir semua golongan. Mulai dari Kartu Pra Kerja, PKH, BLT Dana Desa, Kartu Sembako dan masih banyak lagi bansos yang diberikan secara langsung di tengah pandemi.

Bukan hanya merawat mereka di kalangan bawah, pemerintah juga secara sigap meningkatkan UMKM dan membuat ekonomi berjalan dengan baik, dimana telah memberikan anggaran insentif pada bidang usaha menjadi Rp62,83 triliun. Anggaran ini akan diberikan pada beberapa insentif seperti tarif PPH badan, angsuran PPh 25, PPh final UMKM, PPN perumahan DTP dna PPnBM Kendaraan bermotor.

Febrio juga berharap peran serta masyarakat untuk membuat perekonomian kembali berjalan normal, lakukan konsumsi seperti biasa, ini akan membuat pergerakan perekonomian kembali positif. Inilah yang akan membuat Indonesia kembali masuk dalam negara upper middle income dengan peran serta seluruh masyarakat.

Lantas apa yang harus dilakukan sekarang? Febrio menjelaskan pemulihan kesehatan memang tidak bisa dilakukan bersamaan dengan pemulihan ekonomi, dimana kita harus mendahulukan kesehatan. Setelah pandemi sudah mulai mereda, ini waktu yang tepat perekonomian kembali reborn, dimana banyak sektor usaha bisa berjalan dengan normal dan berproduksi dengan baik.

Saat kondisi sudah normal, jelas ini akan membuat investor kembali menanamkan modalnya ke Indonesia, jelas ini akan menciptakan lapangan kerja dan membuat perekonomian kembali normal. Kalau memang 2021 terlalu pendek, Febrio optimis di 2022 Indonesia sudah bisa menembus level upper middle income dan sejajar dengan negara berkembang lainnya di dunia. (Chairunisa)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Ragam Tradisi Unik Penuh Makna Keluarga Tionghoa Dalam Menyambut Imlek

TELENEWS.ID - Tradisi masyarakat Tionghoa dalam menyambut Imek atau tahun baru China pastinya memberi makna tertentu. Kali ini di tahun 2022, perayaan...

Status Kelurahan Krukut Tidak Lagi Zona Merah Covid 19, Micro Lockdown Dicabut

TELENEWS.ID - Banyak daerah khususnya di DKI Jakarta mendapat status level 2 dan juga menerapkan micro lockdown. Hanya saja semenjak varian Omicron...

Doyan Sindir Anies Baswedan, Wagub DKI Ke Giring: Tunjukkan Kinerja Dan Prestasi

TELENEWS.ID - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara soal aksi saling sindir antara Gubernur Anies Baswedan dengan Ketua Umum...

Tidak Ada Tempat Bagi Koruptor, Indonesia – Singapura Tanda Tangan Perjanjian Ekstradisi

TELENEWS.ID - Sejak tahun 1998, Indonesia dan Singapura telah melakukan berkali-kali untuk mengukuhkan perjanjian ekstradisi untuk kedua negara namun selalu gagal. Diketahui...