TELENEWS.ID – Politisi muda Tsamara Amany mengungkapkan bahwa ia mengalami bullying dan pelecehan seksual di media sosial. Hal ini diungkapkan oleh wanita yang pernah menjadi juru bicara dan asisten Presiden Joko Widodo itu mengungkapkannya saat menjadi bintang tamu di podcast Deddy Corbuzier.
Tsamara mengatakan banyak menerima komentar kurang mengenakan dari warga net mengenai kehidupan seksualnya dengan sang suami. “Misalnya mengomentari ketubuhan aku, mengomentari misalnya relasi seksual aku sama suami aku tuh sesuatu yang dibahas gitu di sosmed,” terang Tsamara.
“Misalnya bicara soal badan gitu kayak, ‘ah Tsamara itu nggak menarik lah kalau misalnya diajak dalam relasi sexsual’ gitu,” tambah wanita 25 tahun ini. Tsamara sendiri menganggap apa yang dialaminya itu merupakan konsekuensi lantaran terjun di dunia politik di usia yang sangat muda.
“Konsekuensi politik, biasa. Aku udah berpolitik dari muda banget gitu. Selama lima tahun dalam politik itu udah mengalami semuanya bang Deddy, udah biasa dikatain, diancam mau dibunuh, diintimidasi ketika nyaleg,” sambungnya.
Tsamara Amany bukanlah satu-satunya wanita yang pernah mendapatkan pelecehan seksual secara online. Seiring dengan semakin berkembangnya sosial media, semakin banyak saja baik wanita atau pria yang menjadi korban pelecehan seksual di media sosial.
Pelecehan seksual online mencakup serangkaian perilaku yang tidak diinginkan bersifat seksual, yang ditujukan kepada atau dibagikan tentang seseorang melalui saluran komunikasi digital. Pelecehan seksual online dapat tumpang tindih dengan kejahatan rasial dan diskriminasi yang didasarkan pada gender, orientasi seksual, ras, kebutuhan khusus atau disabilitas, dan banyak lagi.
Lalu apa yang harus dilakukan jika kita mendapatkan pelecehan seksual melalui media sosial seperti yang dialami Tsamara Amany?
- Report dan block
Yang pertama tentu melakukan report dan block. Sosial media memungkinkan kita untuk memblokir akun mana saja yang dirasa sangat mengganggu dan tidak ingin kita lihat lagi. Jika kamu merasa sudah dilecehkan secara online, ada baiknya memblokir akun tersebut setelah sebelumnya melaporkannya terlebih dahulu pada situs sosial media yang kamu gunakan. - Kumpulkan bukti
Ada baiknya juga kamu mengumpulkan bukti mengenai tindak pelecehan yang telah kamu terima di media sosial. Salah satunya kamu bisa mengambil tangkapan layar komentar, akun dan foto profil orang yang telah melakukan tindak pelecehan online padamu. Ini penting lantaran sewaktu-waktu, kamu bisa menggunakannya sebagai bukti jika ingin mengambil jalur hukum. - Periksa pengaturan privasi
Ada baiknya kamu selalu tahu siapa yang dapat melihat apa yang kamu posting secara online. Platform media sosial yang berbeda memiliki tingkat privasi yang berbeda. Tetapi ingat bahwa meskipun kamu merahasiakannya, siapa pun dapat mengambil tangkapan layar dan berbagi. Jangan lupa untuk tidak mempublikasikan nomor telpon, alamat email, tanggal lahir, atau alamatmu secara sembarangan di media sosial. - Matikan pengaturan lokasi
Tidak semua orang yang kamu temui online memiliki niat baik. Karena itulah sebaiknya tidak sembarangan untuk sharing lokasi di mana kamu. Seorang penguntit online yang berpotensi melakukan pelecehan seksual, dapat menggunakan kesempatan ini untuk mencoba bertemu denganmu di kehidupan nyata. - Pikirkan dua kali sebelum memposting atau mengirim pesan
Memang setiap orang berhak menggunakan sosial media. Akan tetapi ada baiknya luangkan waktu untuk berpikir serius tentang apa yang kamu posting di media sosial, dan apa yang bisa menjadi konsekuensinya. - Bicara dengan orang terdekat
Sebaiknya kamu segera bicara dengan orang terdekatmu jika mengalami pelecehan seksual secara online. Dengan begitu, setidaknya mereka bisa aware jika suatu saat ada hal tak diinginkan terjadi padamu. Jika kamu menganggap pelecehan seksual ini sudah parah dan mengganggu sekali meskipun pelakunya sudah kamu blokir, ada baiknya kamu mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum untuk mencegah hal-hal buruk terjadi. (Yuyun Amalia)
