TELENEWS.ID – Pertemuan beberapa delegasi dunia pada G20 pada Kamis (28/07/2022) lalu membahas transisi energi yang saat ini sedang digalakan setiap negara. Pertemuan ini bertajuk Unlocking Innovative Financing Schemes and Islamic Finance to Accelerata a Just Energy Transition in Emerging Economic.
Salah satu yang saat ini menjadi trend di setiap pemerintah negara adalah pengurangan penggunaan emisi bahan bakar bensin menjadi listrik. Salah satu tujuan transisi energi ini adalah mengurangi efek rumah kaca dan membatasi suhu bumi di bawah 1,5 juta Celsius pada tahun 2050 sesuai dengan Perjanjian Paris. Pertemuan itu dihadiri langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif yang menyatakan bahwa saat ini transisi energi di Indonesia mengalami masa krusial dan sangat urgen.
Indonesia saat ini tengah mengembangkan super grid yang merupakan konsep menstramisikan listrik jarak jauh menggunakan tegangan tinggi arus searah (High Voltage Direct Current/HVDC). Direktur Eksekutif Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID), Kuki Soejachmoen menyatakan bahwa transisi energi di Indonesia tidak akan hanya berfokus pada peralihan perubahan sumber daya energi yang nantinya akan digunakan, namun juga lebih banyak sektor lain yang terdampak positif. Sektor tersebut antara lain lapangan pekerjaan baru, peluang investasi baru, keahlian baru bagi sumber daya manusia Indonesia, industri baru yang tercipta di Indonesia, serta perekonomian yang lebih baik bagi masyarakat.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menyatakan Indonesia berencana akan mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan bahan bakar batu bara. Saat ini PLTU tersebut menghasilkan 9,2 GW ini membutuhkan dana sekitar 43 miliar rupiah, namun dipastikan akan berdampak positif jangka panjang serta berkesinambungan bagi masyarakat Indonesia.
Dalam pertemuan ini, pihak Indonesia diwakili langsung oleh Enegry Transition Working Group (ETWG) Indonesia G20 2022 dan T20 Indonesia. Kedua lembaga ini berkolaborasi dengan Center For Policy Development (CPD) Australia, Climateworks Center, Internasional Institute for Sustainable Development (IISD), Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) serta The Institute for Essential Services Reform 9 (IESR). Kolaborasi ini juga didukung oleh Asia Investor Group on Climate Change (AIGCC). (Angela Limawan)