TELENEWS.ID – Berkurangnya pandemi Covid-19 di dunia serta sudah mampunya masyarakat mengatasi dampak terinfeksinya Covid-19 pada tubuh karena vaksin, bukan berarti kita bisa bernafas lega. Akhir-akhir ini muncul beberapa virus terbaru yang tidak kalah membahayakan manusia. Pada awal April diketahui muncul virus Hepatitis Misterius yang sangat membahayakan terutama untuk anak-anak. Selain itu virus yang membahayakan hewan juga muncul di Indonesia penyakit kuku dan mulut (PKM). Walaupun tidak menyerang manusia, namun hal ini cukup membahayakan dan merugikan masyarakat karena penyebarannya yang cepat serta fatal mengakibatkan kematian untuk hewan ternak.
Baru-baru ini seorang ilmuan dari Griffith University Australia menemukan virus baru yang bersifat menular. Virus ini dinamakan virus Hendra (HeV-g2) dan teridentifikasi dari urine kelelawar berkepala hitam dan abu-abu. Kelelawar ini diketahui memiliki habitat di Australia New South Wales sampai ke Queensland. Virus ini sangat banyak ditemukan pada bulan Mei, namun penyebaran virus ini oleh manusia bisa terjadi di segala musim.
Seorang Epidemiologi asal Indonesia, Dicky Budiman menjelaskan bahwa virus Hendra ini sebenarnya sudah sangat lama ditemukan dan sudah pernah menjadi pandemi sekitar tahun 1994 dengan angka kematian pada manusia mencapai 50%. Selain manusia, penularan virus ini juga bisa terjadi pada hewan terutama yang tergigit atau terkena air liur kelelawar. Kelelawar yang dimaksud adalah kelelawar pemakan buah.
Budiman menjelaskan jika virus ini terpapar pada manusia, maka sebesar 70% di antaranya dapat menyebabkan kematian. Perhitungannya adalah 7 dari 10 orang yang terkena virus ini akan meninggal. Penularan kepada manusia bisa terjadi dari hewan yang terpapar karena jarang manusia bisa langsung terpapar dari kelelawar. Salah satu media penularan dari hewan ke manusia adalah melalui kotoran hewan yang dibersihkan manusia, di mana virus akan bertahan pada kotoran hewan tersebut selama empat hari.
Adapun gejala yang muncul pada manusia yang terpapar adalah demam, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri kepala. Ada pula gejala seperti flu yang disertai meningitis atau ensefalitis (peradangan otak). Jika nyeri kepala sudah mulai tidak tertahankan, hal ini sudah bisa masuk katagori peradangan otak dan dapat menyebabkan koma serta kematian.
Budiman menjelaskan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga lingkungan khususnya peternakan atau kandang hewan agar tetap bersih. Jika perlu dan memadai, bisa dilakukan penyemprotan desinfektan secara rutin. Saat ini virus Hendra sendiri belum ada laporan terjadi di Indonesia. Namun masyarakat Indonesia dan pemerintah tetap wajib waspada agar tidak kecolongan untuk penanganan dan penyebaran. (Angela Limawan)