Home Gaya hidup Wajib Tahu, Inilah Stunting Yang Dialami Sang Buah Hati

Wajib Tahu, Inilah Stunting Yang Dialami Sang Buah Hati

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Istilah stunting belakangan menjadi bahan pembahasan publik dalam bidang kesehatan. Dalam pengertiannya stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis yang dialami anak balita.

Hal tersebut ditandai dengan tubuh pendek pada anak balita. Buah hati yang mengalami stunting terlihat saat menginjak usia dua tahun.

Seperti dilansir dari situs sehatnegeriku.kemkes.go.id, Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia masih tergolong tinggi. Angka tersebut berada diangka 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%).

Berdasarkan penelitian Ricardo dalam Bhutta tahun 2013 menyebutkan balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia. Bukan hanya itu, sebanyak 55 juta anak kehilangan masa hidup sehat setiap tahun.

Dalam menekan angka tersebut, masyarakat wajib memahami apa saja faktor yang dapat menyebabkan stunting pada anak. Bukan hanya gagal dalam pertumbuhan anak secara fisik, melainkan pula keterlambatan dalam berpikir.

Kekurangan gizi yang dialami anak ini bisa terjadi dialami dalam kurun waktu yang terbilang lama. Hal tersebut terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak di waktu 1000 hari pertama kelahirannya tidak diberikan asupan gizi yang baik.

Asupan gizi tersebut termasuk pada vitamin dan mineral, serta keberagaman pangan dan sumber protein hewani.

Selain itu, penyebab lain terletak pada faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik. Terlebih pada perilaku dan praktik pemberian asupan makan kepada anak yang menyebabkan anak stunting jika ibu memberikan asupan gizi yang kurang baik.

Bahkan, pada masa remajanya ibu bisa jadi kurang nutrisi, dan juga di masa kehamilannya, serta laktasi akan memberikan pengaruh yang cukup besar pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.

Ada beberapa faktor lainnya yang menyebabkan si buah hati mengalami stunting. Sebut saja, kurangnya pengetahuan sang ibu terkait asupan gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan. Akses pelayanan kesehatan pun menjadi penyebab lain, terlebih sebelum dan setelah sang ibu melahirkan.

Faktor kurangnya akses air bersih dan sanitasi pun tidak bisa dianggap remeh. Terakhir, masih kurangnya akses makanan bergizi karena harga yang tergolong mahal.

Selain pertumbuhan yang si anak yang pendek, tentunya sang ibu perlu mengetahui ciri-ciri lain jika sang buah hati mengalami stunting.

Ciri-ciri tersebut antara lain:

• Pertumbuhan melambat
• Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
• Pertumbuhan gigi terlambat
• Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
• Usia 8 – 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya
• Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.
• Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan).
• Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.

Sebaiknya sang ibu perlu menangani stunting, sebab dampak ini akan memakan wajtu panjang. Lalu apasa dampak lainnya? Berikut:

• Menurunkan kemampuan perkembangan kognitif otak anak
• Kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit
• Risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan
• Penyakit jantung
• Penyakit pembuluh darah
• Kesulitan belajar

Bahkan, kedepannya jika sang anak dewasa kelak, dengan bertubuh pendek ia akan memiliki tingkat produktivitas yang cukup rendah serta sulit bersaing di dunia kerja.

Berdasarkan artikel yang dilansir dari hallosehat, sang ibu bisa mencegah stunting dalam kondisi hamil atau bersalit. Seperti berikut:

• Pemantauan kesehatan secara optimal beserta penanganannya, pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi.
• Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) secara rutin dan berkala.
• Melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat, seperti dokter, bidan, maupun puskesmas.
• Memberikan makanan tinggi kalori, protein, serta mikronutrien untuk bayi (TKPM).
• Melakukan deteksi penyakit menular dan tidak menular sejak dini.
• Memberantas kemungkinan anak terserang cacingan.
• Melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.

Wajib diketahui, jika stunting ini tidak bisa dikembalikan seperti semula alias normal seperti kebanyak anak lainnya. Dengan kata lain, saat seorang anak sudah mengalami stunting sejak masih balita, maka tumbuh kembang anak akan terus melambat hingga ia dewasa. (Dion)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

6 Manfaat Batubara Selain Dikenal Barang Tambang Ekspor

TELENEWS.ID - Manfaat batubara tidak hanya sebagai barang ekspor dengan nilai investasi tinggi. Pada dasarnya batubara mampu dijadikan akses bahan bakar pembangkit...

Belajar dari Citra Kirana, Ini Tips Menerima Masa Lalu Pasangan dengan Lapang Dada

TELENEWS.ID - Keputusan Citra Kirana untuk secara terbuka menerima masa lalu sang suami, Rezky Aditya membuat banyak orang salut padanya. Bagaimana tidak...

Waspada, Kebiasaan Mengkonsumsi Zat Ini Bisa Merusak Ususmu

TELENEWS.ID - Makan bukan hanya memasukkan makanan ke dalam mulut dan sekedar membuat perut terasa kenyang saja. Namun kita juga perlu memperhatikan...

Ternyata Bukan Raffi Ahmad yang Akuisisi Saham US Lecce

TELENEWS.ID – Sejak 27 Mei kemarin pemberitaan di Indonesia heboh dengan kabar bahwa Raffi Ahmad membeli saham club sepak bola asal Italia,...