TELENEWS.ID – Apakah kamu sulit untuk melihat objek yang jauh, seperti rambu jalan raya saat kamu berada beberapa meter jauhnya, tetapi mudah untuk membaca buku dari dekat? Jika ini terjadi, kemungkinan besar saat ini kamu menderita mata minus atau miopia. Ini adalah kondisi yang cukup umum yang biasanya dapat diperbaiki oleh dokter mata dengan kacamata, kontak, atau operasi mata.
Dahulu mata minus dianggap terjadi pada mereka si kutu buku yang sering belajar atau membaca buku dalam waktu yang lama. Namun faktanya siapa saja bisa mengalami mata minus bahkan anak-anak sekalipun juga berpotensi mengalami hal yang sama juga.
Kebiasaan menggunakan gadget atau perangkat digital lain dengan cahaya biru dari usia yang masih sangat muda belia, disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mengalami mata minus di usia yang masih sangat muda belia.
Namun secara ilmiah, mata minus disebabkan oleh kelainan refraksi. Kesalahan bias terjadi ketika mata tidak memfokuskan cahaya dengan benar. Ini artinya, mata memfokuskan cahaya di depan retina, bukan di atasnya.
Retina adalah permukaan di bagian belakang mata yang mengumpulkan cahaya. Bagian mata ini mengubah cahaya menjadi impulse listrik yang dibaca otak sebagai gambar. Ketika mata memfokuskan cahaya di depan retina, kondisi inilah yang dapat mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.
Hal ini terjadi karena bentuk mata yang sedikit tidak normal. Jika kamu menderita miopia atau mata minus, kemungkinan bola mata agak terlalu panjang atau kornea bentuknya menjadi terlalu bulat. Kornea adalah penutup bening di bagian depan mata, sehingga perubahan struktural ini dapat menyebabkan mata menjadi kurang fokus.
Lalu apa saja yang menjadi tanda bahwa kita mengalami mata minus ini? Kalau kamu mengalami beberapa hal di bawah ini, besar kemungkinan kamu mulai menderita miopia atau mata minus.Tanda itu meliputi:
• penglihatan kabur saat melihat objek yang jauh
• ketegangan mata, yaitu ketika mata sakit atau merasa lelah
• menyipitkan mata untuk melihat objek yang jauh
• sakit kepala
• anak dengan miopia sering mengalami kesulitan membaca tulisan di papan tulis
• anak dengan gejala mata minus juga jadi sering duduk lebih dekat ke televisi, layar hp atau depan kelas
• tampaknya tidak menyadari keberadaan objek yang jauh
• berkedip berlebihan
• sering menggosok mata
Jika kesulitan melihat dengan jelas benda atau objek yang jauh cukup terasa sehingga kamu tidak dapat melakukan tugas sebaik yang kamu inginkan, atau jika kualitas penglihatan mengurangi penurunan disertai dengan gejala diatas, segeralah kunjungi dokter mata. Dengan beberapa tes seperti tes pada pupil, tes gerak mata, dan beberapa tes lain untuk menentukan tingkat minus pada mata dan memberi tahu tentang pilihan pengobatan yang tepat.
Sebenarnya gejala mata minus ini biasanya hilang setelah pemakaian kacamata atau lensa kontak. Namun kamu mungkin mengalami sakit kepala dan kelelahan mata selama satu atau dua minggu, saat menyesuaikan diri dengan kacamata baru atau resep lensa kontak.
Kacamata dan lensa kontak adalah contoh lensa korektif, yang sering diresepkan dokter bagi penderita mata minus. Perangkat ini menggantikan lekukan kornea atau pemanjangan mata, dengan menggeser fokus cahaya saat memasuki mata.
Namun besar kecilnya lensa pada kacamata atau kontak lensa, akan tergantung pada seberapa jauh kamu dapat melihat dengan jelas. Kamu mungkin perlu memakai lensa korektif sepanjang waktu atau hanya untuk aktivitas tertentu, seperti mengemudi. (Yuyun Amalia)