TELENEWS.ID – Nama komedian berinisial M mendadak jadi perbincangan hangat publik. Pasalnya komedian yang konon cukup terkenal ini, menjadi pelanggan tetap konten pornografi yang dibuat oleh Dea OnlyFans.
Nama komedian M muncul, seiring dengan kembali diperiksanya Dea atas dugaan penyebaran konten pornografi di situs dewasa OnlyFans. Awalnya polisi menemukan puluhan koleksi video dewasa dari Dea.
“Dari Google Drive, kami identifikasi ada 76 video dan masih banyak lagi gambar-gambar tanpa busana,” ujar Kombes Auliansyah kepada wartawan di Polda Metro Jaya.
Rupanya setelah ditelusuri, Dea mengaku sudah ada beberapa orang yang membeli konten dewasa yang ia buat itu. Salah satunya adalah sosok komedian terkenal yang kata polisi memiliki inisial nama M.
“Ternyata benar pengakuan D, sudah ada orang yang membeli video-video tersebut, sudah banyak yang membeli,” tutur Kombes Auliansyah. “Dari beberapa orang tersebut, kami analisis ada satu orang seorang komedian terkenal dengan inisial M,” ujarnya lagi.
Polisi sendiri berencana melakukan pemanggilan terhadap sang komedian, yang konon membeli langsung koleksi video dewasa pada Dea OnlyFans.
Terungkapnya nama komedian M ini seolah menyadarkan kita bahwa ada banyak sekali orang-orang yang memiliki kebiasaan menonton konten porno. Padahal kebiasaan menonton video porno ini memiliki efek yang cukup buruk pada kesehatan mental mereka yang melakukannya.
Sejumlah penelitian menyebut pornografi memiliki efek seperti obat terlarang pada tubuh dan pikiran. Meskipun dicerna melalui mata dan telinga alih-alih mulut atau aliran darah, pornografi merangsang pusat kebahagiaan dan kesenangan di otak, secara instan dan dramatis, meningkatkan produksi dopamin, sebuah neurotransmitter yang terkait dengan gairah seksual dan obat-obatan.
Selain itu menggunakan pornografi untuk rangsangan seksual, telah terbukti meningkatkan produksi senyawa kimia yang memberikan rasa nyaman pada tubuh seperti adrenalin, endorfin, testosteron, dan serotonin. Kemudian seiring dengan klimaks seksual, tubuh melepaskan hormon kuat yang berhubungan dengan jatuh cinta dan ikatan dengan orang lain, seperti oksitosin dan vasopresin.
Penelitian telah menunjukkan bahwa semakin banyak pornografi yang dikonsumsi seseorang, semakin besar kemungkinan mereka mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, stres, dan masalah sosial.
Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi film porno, terkait dengan harga diri yang rendah baik bagi konsumen dan pasangannya.
Lalu bagaimana konten porno berpengaruh pada kesehatan mental seseorang?
- Meningkatkan rasa depresi. Pornografi berperilaku seperti zat adiktif lainnya dengan menutupi sementara perasaan sakit, kesepian, dan bahkan depresi. Namun efek jangka panjangnya justru akan membuat seseorang merasa semakin depresi, dan lepas dari kebiasaan buruknya ini.
- Membuat terisolasi dari lingkungan sekitar. Beberapa orang lari kepada pornografi di saat-saat kesepian, karena mereka pikir mereka tidak akan merasa terisolasi. Namun mengalami ketergantungan pada pornografi dapat menyebabkan seseorang menarik diri secara emosional dari hubungan mereka dengan orang lain. Hasilnya? Mereka justru akan semakin terisolasi, kemudian kembali lari ke pornografi dan akan terus menjadi lingkaran setan yang sulit terputus.
- Menciptakan hubungan kurang sehat dengan pasangan. Pornografi menciptakan harapan yang tidak realistis tentang pasangan dan perilaku seksual kalian. Pornografi telah terbukti melemahkan komitmen dalam pernikahan, karena menciptakan kesan yang sama sekali salah tentang seperti apa bentuk tubuh yang normal dan perilaku seksual yang sebenarnya.
- Membuat seseorang tidak bisa merasakan keintiman yang sesungguhnya. Kesalahpahaman umum dalam masyarakat yang ter-obsesi dengan seks adalah bahwa pornografi dianggap dapat meningkatkan keintiman dengan pasangan. Kenyataannya adalah bahwa pornografi justru dapat merusak hubungan yang tulus, yang diperlukan dalam hubungan untuk mengekspresikan keintiman satu sama lain.
Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumen yang terpapar materi seksual secara signifikan, kurang senang dengan penampilan dan kinerja seksual pasangan mereka. Bahkan ketergantungan pada pornografi dapat membuat orang merasa kurang tertarik pada pasangannya. (Yuyun Amalia)