TELENEWS.ID – Sektor pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia terus mengalami perkembangan.
Meskipun mendapat fokus perhatian masyarakat dan pemerintah terkait harga yang masih belum terlihat jelas, ternyata ada bukti bahwa sebanyak 5.2 juta tenaga kerja bisa diserap di sektor industri kelapa sawit tersebut.
Pihak Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita juga mengatakan bahwa pemerintah fokus mengembangkan industri kelapa sawit karena memang berperan penting dalam menciptakan tenaga kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi baru.
Sekarang Kementerian Perindustrian tengah fokus untuk bisa menjalankan kebijakan hilirisasi industri sebagai satu nilai tambah komoditas berbasis agro di dalam negeri termasuk kelapa sawit.
Menurut Menperin sendiri sektor industri kelapa sawit telah dinilai bisa berperan penting untuk bisa menumbuhkan perekonomian nasional, karena mampu menyerap hasil produksi petani rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani sawit swadaya, sampai menambah perolehan devisa bagi negara.
“Aktivitas industri pengolahan sawit juga memberikan multiplier effect seperti menumbuhkan kawasan industri baru berbasis sawit seperti di Dumai (Riau), Sei Mangkei, dan Kuala Tanjung (Sumatera Utara), Tarjun (Kalimantan Timur, dan Bitung (Sulawesi Utara), serta menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru,” Kata Agus Gumiwang pada keterangan resminya Senin 18 Juli 2022.
Menperin juga menjelaskan kembali bahwa industri kelapa sawit saat ini bisa menyerap jumlah tenaga kerja yang benar-benar maksimal.
Selain itu rantai industri kelapa sawit juga dapat menghidup banyak orang sehingga masyarakat dapat sepenuhnya bisa menikmati dampak dari perkembangan industri sawit.
Fokus utama pengembangan kawasan industri sawit saat ini tetap mengacu pada akses 3 T yakni tertular, tertinggal, dan terdalam.
“Rantai industri pengolahan kelapa sawit juga telah menyerap tenaga kerja langsung hingga lebih dari 5.2 juta orang dan menghidupi hingga 20 juta orang,” kata Agus Gumiwang.
Agus Gumiwang juga memberi informasi dari tahun 2021 terdapat angka ekspor produk sawit mencapai angka 40.31 juta ton dengan nilai omset mencapai 35.79 miliar Dolar AS hingga ada peningkatan mencapai 56.63 persen dari total nilai ekspor tahun 2020 lalu.
Pada kesempatan yang sama, Menperin juga memberi informasi bahwa sektor industri kelapa sawit dari hulu sampai hilir masih sangat luas cakupannya.
Karena itu, dibutuhkan kerja sama baik dari pihak kementerian hingga lembaga sampai stakeholders mengenai penyusunan kebijakan pengembangannya.
“Koordinasi menjadi kunci penyelesaian pengembangan sektor perkelapasawitan secara terintegrasi dan komprehensif,” kata Agus Gumiwang.
Secara tidak langsung Kemenperin juga memacu industri hilir pengolahan kelapa sawit untuk bisa hasilkan berbagai macam produk turunan dengan kualitas terbaik hingga memiliki daya saing tinggi.
Langkah tersebut bisa didukung dengan adanya kualitas bahan baku terbaik dan bisa ditopang menggunakan teknologi sampai pemanfaatan inovasi saat ini.
Diharapkan dengan adanya dukungan di sektor teknologi membuat produk kelapa sawit mampu bersaing di kancah global dan diterima baik oleh masyarakat global. (Stefanus Bernadi)