TELENEWS.ID – Mie golosor sudah menjadi salah satu menu wajib bagi sebagian besar masyarakat Bogor ketika berbuka puasa. Tak ayal mie ini permintaanya melonjak cukup drastis di pasaran.
Eman Sulaeman selaku pemilik pabrik mie golosor di Bogor menuturkan bahwa pihaknya sempat kewalahan mengingat permintaan pasar yang luar biasa pada bulan Ramadhan tahun ini. Biasanya pabriknya hanya memproduksi 3 hingga 6 ton per hari, namun pada bulan puasa tahun ini Eman harus bisa memproduksi setidaknya 40 hingga 50 ton per hari.
“Saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, biasanya kami hanya memproduksi 3 ton per hari. Sebelum pandemi kami biasanya bisa memproduksi hingga 5 ton per hari. Ramadhan kali ini cukup kewalahan karena dituntut harus bisa memproduksi 40 hingga 50 ton per hari,” ujarnya.
Penjualan pada tahun ini dirasa sangat menjanjikan jika dibandingkan dengan penjualan pada tahun lalu. Oleh karena itu, mie golosor pada tahun 2021 ini mengalami kenaikan harga jual. Awalnya, dihargai Rp4 ribu per kg pada tahun 2020 lalu. Namun pada tahun ini, mengalami peningkatkan menjadi Rp 4.500 per kg di pasaran.
Eman yang sudah terjun di bisnis mie ini sejak tahun 1998 ini mengungkapkan bahwa ia bisa mengantongi keuntungan hingga ratusan juta rupiah hanya dalam satu hari.
“Jika kami bisa memproduksi 45 ton per hari, jadi tinggal dikalikan saja dengan Rp4500 per kg. Jadi kami bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 202 juta per harinya,” ungkapnya.
Pabrik yang terletak di Jalan Aryadilaga, Pancasan Baru Bogor Barat ini biasanya memiliki 14 pegawai untuk bisa memproduksi 45 ton mie golosor per hari. Para pegawai tersebut melakukan berbagai macam pekerjaan mulai dari mencampur bahan dasar mie hingga pengemasan dan mengirim ke beberapa pasar tradisional.
“Kami mengirimkan produksi mie golosor ini 80% ke daerah Kota dan Kabupaten Bogor. Namun kita juga mendistribusikan mie golosor ke beberapa pasar tradisional yang ada di Cipanas dan Cianjur,” tutupnya. (Neidi)
