TELENEWS.ID – Perkembangan internet dan sosial media nampaknya akan semakin semarak dengan kehadiran HalloApp. Aplikasi pesan singkat yang dirancang oleh dua orang mantan karyawan WhatsApp dan siap bersaing dengan ‘senior’nya.
Neeraj Arora dan Michael Donohue merupakan bagian dari tim inti WhatsApp sebelum apilkasi tersebut dibeli oleh Facebook dengan banderol USD 22 Miliar. Bukan hanya pekerja biasa, Neeraj Arora adalah Chief Business Officer WhatsApp sejak tahun 2018, sementara Donohue sempat menjabat sebagai Engineering Director dari WhatsApp sejak periode 2010 hingga 2019.
Kini, setelah puas menimba pengalaman bersama WhatsApp, keduanya memutuskan untuk bergabung dan menciptakan sebuah aplikasi sendiri, HalloApp, yang diklaim memiliki sejumlah fitur unggul dari seniornya tersebut.
Aplikasi HalloApp dirancang sebagai media sosial dan layanan chat antar keluarga, dengan konsep mirip seperti Path yang kini sudah tidak ada. Sementara secara sekilas, fitur di dalamnya mirip dengan WhatsApp, terutama tampilan chat individu (japri) atau sistem grup.
Namun Neeraj dan Donohue mengklaim bahwa HalloApp seratus persen bebas iklan dan dilindungi enkripsi end-to-end. Kendati pengguna harus memberikan nomor telpon mereka ketika mendaftar, aplikasi tersebut diklaim tidak mengumpulkan ataupun menyimpan informasi pribadi.
“Saya pikir cara terbaik untuk tumbuh adalah menciptakan produk luar biasa yang orang suka ceritakan kepada teman dan keluarga mereka,” tutur Arora seperti dilansir media The Verge.
Secara garis besar, HalloApp terdiri dari empat tab utama, yakni beranda untuk melihat unggahan dari teman, obrolan grup, obrolan antar individu dan pengaturan. Secara estetika aplikasi tersebut berkesan sangat minimalis, dan mungkin itulah tujuan dari sang pembuatnya agar pengguna lebih fokus untuk memanfaatkan fitur sehari-hari ketimbang memperhatikan User Interface (UI).
Tidak seperti platform media sosial kebanyakan, HalloApp menyuguhkan pengalaman yang lebih akrab karena hanya unggahan orang yang dikenal yang akan muncul di beranda. “Bayangkan jika teman onlinemu adalah temanmu di dunia nyata. Bayangkan feed kalian tidak diisi oleh orang-orang dan postingan yang tidak kamu pedulikan” tutur Arora.
“Bayangkan menjelajahi momen-momen bermakna dan melihat apa yang kalian ingin lihat–bukan apa yang algoritma ingin kalian lihat. Bayangkan tidak diperlakukan sebagai produk,” imbuhnya kemudian.
Jika tidak mengandalkan sistem tampilan iklan, lalu bagaimana HalloApp bisa memperoleh profit? Rupanya baik Arora maupun Donohue sudah memikirkan hal tersebut dengan matang. Ke depannya, HalloApp akan meluncurkan fitur-fitur tambahan menarik bagi para pengguna yang hanya bisa diakses dengan membayar biaya berlangganan.
Kini aplikasi HalloApp sudah tersedia di appstore Android maupun Apple dan bisa diunduh secara cuma-cuma. Apakah anda tertarik menjajal aplikasi baru yang satu ini? (Billy Bagus)
