TELENEWS.ID – Gareth Soutgate menghadapi sebuah dilema besar jelang perhelatan EURO 2020 mendatang. Pelatih tim nasional Inggris ini dihadapkan pada sebuah fakta bahwa kini tim asuhannya disesaki dengan pemain berkualitas di satu posisi. Namun posisi yang akan membuatnya pusing untuk menentukan pilihan adalah sisi kiri penyerangan.
Cukup sulit ketika harus memilih diantara Jadon Sancho, Raheem Sterling dan Marcus Rashford. Namun kini bertambah lagi pemain berkualitas di posisi tersebut.
Dua pemain yang sedang dalam performa terbaiknya saat ini, bukan hanya di Premier League namun juga di kancah Eropa, adalah Mason Mount dan Phil Foden. Kedua pemain muda tersebut seringkali menunjukkan performa terbaiknya ketika ditempatkan di sisi kiri permainan.
Namun Southgate pun bukan tidak mungkin bisa memainkan kedua pemain yang sukses mengantarkan Chelsea dan Manchester City ke final Liga Champions tersebut berbarerangan di tim utama.
Foden yang baru berusia 20 tahun menorehkan namannya di papan skor pada dua leg laga perempat final Liga Champions melawan Borussia Dortmund. Foden pun sukses mencatatkan assist bagi gol yang dicetak oleh Riyad Mahrez di laga semifinal kontra Paris Saint Germain.
Kini dirinya pun terlibat dalam terjadinya gol setiap 120 menit kala mentas di Premier League dan setiap 162 menit di laga Liga Champions.
Performa Foden memaksa Raheem Sterling menghiasi bangku cadangan, dimana Pep Guardiola lebih sering memainkan gelandang berjulukan ‘Stockport Iniesta’ di laga-laga krusial. Foden kini menjelma menjadi pemain penting bagi klub dan timnas, bukan lagi pemain berlabel ‘Wonder Kid’.
Sementara itu Chelsea kala masih ditukangi Frank Lampard membuat para fans jengah karena Mount jarang diberi kesempatan bermain.
Namun ketika Thomas Tuchel ditunjuk menggantikan legenda The Blues tersebut pada bulan Januari, pemain berusia 22 tahun tersebut membuktikan dirinya menjadi salah satu pemain serba bisa di Premier League.
Mount telah mencetak gol di beberapa partai penting bagi Chelsea. Dirinya pun kerap memberikan assist kepada rekan-rekan dan menjadi salah satu pemain yang paling efektif pergerakannya tanpa bola. Ia adalah jelmaan gelandang serang modern yang dilengkapi dengan persenjataan yang lengkap.
Gaya bermain Foden sangat efektif ketika dapat memanfaatkan lebar lapangan, sementara Mount adalah tipe gelandang yang lebih sering merangsek masuk ke kotak penalti. Dengan sistem yang cocok, kedua pemain bisa bermain bersamaan di starting XI.
Pada laga terakhir tim nasional Inggris melawan Polandia, Southgate menggunakan formasi 4-3-3 dimana Mount bermain sebagai gelandang kiri dan Foden ditempatkan di sisi kanan penyerangan.
Dalam beberapa kesempatan Foden sering bertukar posisi dengan Mount, dimana kedua pemain bisa menusuk lini pertahanan dari sisi kiri.
Jika Southgate bertahan dengan sistem ini dimana Mount menjadi salah satu gelandang serang, akan semakin mengerikan jika Foden juga bermain di sisi yang sama. Dengan sistem tersebut, Inggris memiliki pemain kreatif yang bisa membangun serangan dari sisi sayap maupun tengah.
Inggris memang memiliki sejarah buruk ketika dipenuhi dengan para pemain bertalenta tinggi di satu posisi dimana pelatih tidak bisa memaksimalkan mereka. Oleh karena itu Southgate jangan sampai menyia-nyiakan dua pemain bertalenta yang ada di timnya saat ini. Jika sukses membuat Foden dan Mount bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya, bukan sebuah kejutan jika The Three Lions mengangkat trofi perdananya di EURO musim panas nanti.(Neidi)
