TELENEWS.ID – Laga Skotlandia menghadapi Republik Ceko menghasilkan sejumlah momen menarik, salah satunya adalah kala striker Bayer Leverkusen, Patrik Schick, mampu menjebol gawang Skotlandia dari jarak setengah lapangan. Berikut sejumlah fakta menarik di balik gol spektakuler tersebut.
- Menciptakan rekor baru
Bukan hanya indah, gol setengah lapangan yang dibukukan Schick juga kini tercatat sebagai gol terjauh dalam sejarah perhelatan EURO, yakni 49,7 yards (45 meter) dari gawang. Gol tersebut jauh melampaui gol spektakuler sebelumnya yang dicetak pemain Jerman Torsten Frings ke gawang Belanda pada EURO 2004 silam.
Namun sebagai catatan statistik gol terjauh baru mulai dibukukan oleh EURO pada tahun 1982, sementara kompetisi tersebut sudah bergulir sejak tahun 1958. Maka tidak menutup kemungkinan jika pada periode tersebut sudah ada yang menyamai atau melampaui torehan Schick, namun tidak tercatat secara resmi.
- Dilakukan secara terencana
Kendati banyak yang menyebut gol tersebut berbau spekulasi, namun Schick sendiri mengaku telah merencanakannya sejak babak pertama berlangsung. Pemain berusia 25 tahun itu menyatakan bahwa dirinya telah memperhatikan kebiasaan kiper David Marshall yang kerap keluar dari sarangnya. “Saya (telah) memantau di mana dia berdiri,” ucap Schick.
Kemudian, kesempatan emas itu pun hadir di menit ke-57. Memanfaatkan bola rebound hasil bloking Tomas Soucek, Schick mampu lepas dari pengawalan barisan belakang Skotlandia yang entah mengapa semuanya kompak merangsek maju, termasuk David Marshall yang berdiri di luar kotak enam belas meter. Dengan sebuah ayunan kaki kiri yang mantap sembari berlari, striker andalan Bayer Leverkusen itu melepas tembakan lob tinggi yang meluncur mulus ke gawang tanpa bisa dijangkau Marshall.
- Pembuktian kualitas Patrik Schick
Sejak masih berstatus pemain akademi Sparta Praha, Patrik Schick sudah menunjukkan potensi tinggi sebagai pemain kelas dunia. Ia pun dipinang oleh klub Serie-A, Sampdoria dan mampu bermain apik dengan mencetak 13 gol dari 35 laga hingga akhirnya ditebus oleh AS Roma. Sayang di klub berjuluk Il Lupi itu, Schick gagal bersinar dan hanya mencetak 8 gol dari 58 penampilan selama 3 musim.
Peruntungan Schick berubah ketika memutuskan untuk hijrah ke Bayer Leverkusen selepas menjalani masa peminjaman sukses bersama RB Leipzig. Hingga kini, ia telah mencetak 9 gol dari 29 penampilan bersama Leverkusen dan membuat pelatih Jaroslav Silhavy menaruh kepercayaan padanya sebagai striker inti di putaran final EURO 2020.
- Calon top skorer EURO?
Bukan hanya gol spektakuler, Schick juga memborong satu gol lagi ke gawang Skotlandia di pertandingan tersebut lewat sebuah sundulan akurat. Kini ia pun menyandang gelar top skorer sementara bersama bomber andalan Belgia, Romelu Lukaku.
Jika mampu terus mempertahankan ketajamannya, bukan tidak mungkin Schick akan meraih gelar Sepatu Emas sebagai pencetak gol terbanyak di kejuaraan Piala Eropa tahun ini, menyusul penyerang legendaris Ceko, Milan Baros, yang mampu melakukannya di EURO 2004 silam dengan torehan total 5 gol. (Billy Bagus)
