Telenews.id- Saat sekolah dulu kita diajari untuk makan secara tenang dan tidak terburu-buru. Kunyah makanan sebanyak 32 kali lalu ditelan. Namun seiring dengan bertambahnya usia dan kesibukan, hal-hal tersebut mulai kita lupakan.
Saat ini bahkan kita bisa saja makan di sela-sela kesibukan. Waktu istirahat yang sedikit membuat banyak orang yang makan dengan cepat yang terpenting perut mereka terisi dan merasa kenyang. Namun rupanya makan terlalu cepat dan terburu-buru bisa berakibat fatal pada kesehatan seseorang.
Menurut Ahli Gizi Daniel O’Shaughnessy, makan terlalu cepat bisa sangat membahayakan kesehatan seseorang terutama mempengaruhi sistem pencernaan mereka. Salah satunya, Daniel memperingatkan bahwa tubuh tak akan bisa menyerap nutrisi dan vitamin secara maksimal.
“Sistem pencernaan kita adalah satu tabung panjang, dari mulut ke anus,” jelasnya. “Jika seseorang tidak mengunyah makanan cukup lama, makanan itu masuk ke perut terlalu cepat. Ini berarti lebih sulit bagi usus untuk memecahnya dan sulit pula bagi tubuh untuk mendapatkan vitamin dan nutrisi yang kita butuhkan” tambahnya lagi.
Selain itu, penelitian sendiri menemukan beberapa dampak kesehatan yang terjadi kalau kamu selalu makan dengan cepat dan terburu-buru. Apa sajakah itu?
- Obesitas
Salah satu bahaya yang mengintai kalau kebiasaan makan dengan cepat tak dikurangi adalah obesitas atau kegemukan. Sebuah ringkasan dari 23 penelitian mengenai kebiasaan makan terlalu cepat yang diterbitkan dalam International Journal of Obesity pada November 2015, menemukan bahwa makan cepat secara terkait dengan BMI yang lebih tinggi dan kelebihan berat badan. Ini karena perut butuh 20 menit untuk mengirimkan sinyal ke otak kalau kamu sudah cukup makan. Ketika kamu makan terlalu cepat, kamu berisiko menumpuk kalori sebelum tubuh memiliki kesempatan untuk memberi sinyal ke otak bahwa kamu sebenarnya sudah kenyang. - Gangguan pencernaan dan sakit perut
Makan terlalu cepat juga membuatmu lebih rentan mengalami gangguan pencernaan dan juga sakit perut. Menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat, gangguan pencernaan adalah akibat umum dari makan terlalu cepat. Gejalanya bisa berupa kembung, perut melilit, perut begah dan bisa pula memicu heartburn atau sensasi seperti terbakar di bagian dada. - Sindrom Metabolik
Hati-hati, kalau kamu punya kebiasaan maka terlalu cepat maka resiko mengalami sindrom metabolik akan semakin besar untuk kamu alami. Sindrom metabolik sendiri bisa diartikan sebagai gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan. “Kecepatan makan dikaitkan dengan obesitas dan prevalensi sindrom metabolik di masa depan. Oleh karena itu, makan perlahan mungkin menjadi faktor gaya hidup penting untuk mencegah sindrom metabolik” begitu pernyataan Takayuki Yamaji, seorang ahli jantung di Universitas Hiroshima di Jepang. - Diabetes
Seseorang yang punya kebiasaan makan terlalu cepat juga lebih beresiko mengalami diabetes. Hal ini dapat dimengerti sebab makan cepat berhubungan dengan obesitas, dan obesitas adalah penyebab utama resistensi insulin. “Makan cepat menyebabkan fluktuasi glukosa yang lebih besar, yang dapat menyebabkan resistensi insulin” begitu ujar Dr. Yamaji. Diabetes sendiri adalah penyakit yang cukup berbahaya. Bahkan tahun 2020 lalu, diabetes menduduki urutan ke-8 sebagai penyakit paling mematikan di dunia versi WHO. - Radang lambung
Makan terlalu cepat juga beresiko membuat seseorang mengalami peradangan lambung atau gastritis. Seseorang yang makan terlalu cepat tanpa sadar menelan makanan yang cukup banyak. Semakin banyak makanan yang dikonsumsi, semakin lama pula makanan akan berada di perut. Hal ini membuat lambung bekerja keras mengeluarkan banyak asam, untuk memecah dan mencerna makanan. Hal inilah yang memicu terjadinya radang lambung, bagi mereka yang punya kebiasaan makan terlalu cepat. (Yuyun)
