TELENEWS.ID – Anda pasti mengenal merk pakaian ternama Uniqlo. Siapa sangka pandemi Covid-19 yang membuat lumpuh sejumlah sektor usaha hingga penutupan toko-toko ritel besar, tampaknya tidak tidak berpengaruh bagi merk ternama dari Jepang ini.
Pemilik Uniqlo, Tadashi Yanai yang juga salah satu orang terkaya di Jepang ini mampu meraup keuntungan naik mencapai US$ 41,6 miliar atau sekitar Rp 586,5 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.100 per dolar AS. Hal ini disebabkan karena lonjakan belanja pakaian Uniqlo di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Forbes, sebuah majalah bisnis dan finansial Amerika Serikat, kekayaan Yanai didorong oleh kenaikan saham Fast Retailing yang sempat jatuh, sebesar 114 persen sejak Maret 2020 lalu. Ia telah berhasil menaikkan dan melipatgandakan kekayaannya dua kali lipat akibat pandemi Covid-19.
Dengan kekayaan tersebut, posisi Yanai menjadi tak tergoyahkan sebagai orang terkaya di Jepang tahun 2020.
Lonjakan saham Fast Retailing terjadi karena perusahaan memiliki strategi baru dengan memfokuskan pada penjualan pakaian sehari-hari yang disukai masyarakat yang bekerja di rumah, demikian ungkap analis senior JP Morgan Dairo Murata.
Beberapa merk fashion terkenal seperti Uniqlo, Theory, Helmut Lang, J Brand, dan GU adalah sederetan nama brand yang dimiliki Fast Retailing. Dan Uniqlo sendiri memiliki lebih dari 3.600 gerai yang menyebar di 26 pasar Asia, Amerika Utara dan Eropa.
“Konsep life wear dan pakaian yang sesuai dengan gaya bekerja dari rumah adalah konsep yang dipromosikan Fast Retailing,” papar Murata.
Kekayaan Tadashi Yanai naik disebabkan jumlah pembeli berbondong-bondong mengunjungi toko gerai milik Uniqlo di Jepang dan China ketika kebijakan lockdown dilonggarkan pada kedua negara itu.
Uniqlo mengklaim, Jepang dan China menyumbang pendapatan sebesar 75 persen pendapatan dari 2.200 gerai Uniqlo di seluruh dunia. Walaupun di China sempat menutup hampir setengah dari 748 gerainya pada Januari dan baru membuka kembali pada April 2020.
Penutupan gerai juga terjadi di Jepang yang jumlahnya mencapai 311 dari 817 gerai pada akhir Maret 2020 dan kembali dibuka pada awal Mei 2020. Sementara itu, penjualan Uniqlo di Jepang ditopang oleh e-commerce yang naik 29,3 persen per Agustus 2020. Diketahui, sebelumnya, Uniqlo berhasil membuka dua gerai barunya di Ginza, Tokyo dan di pusat perbelanja Harajuku
Yanai juga menambahkan, bahwa penyebaran Covid-19 menyebabkan perubahan tatanan kehidupan baru. Dan terdapat juga pergeseran yang kuat terhadap pakaian yang dikenakan tidak hanya untuk mempercantik atau menekankan status sosial. Dan dalam hal ini, Fast Retailing memprediksikan pendapatan naik 10 persen dan laba bersih melesat hingga 83 persen pada tahun 2020.
Penulis: Dwi Eppy
Enakya jadi pebisnis