TELENEWS.ID – Rodolfo Gucci atau biasa dikenal dengan Maurizio D’Ancora merupakan pendiri dan pencipta brand Gucci. Pada awalnya Rodolfo membuat brand Gucci sebagai brand dengan produk tas besar dan koper, dan pada masa ini juga perkembangan bisnis Gucci berkembang cukup baik sehingga brand Gucci akhirnya dikenal dengan symbol warna hijau merah seperti saat ini. Rodlfo memiliki putra yang nantinya menjadi pewaris dari kerajaan Gucci, yaitu Maurizio Gucci. Nama Maurizio sendiri diambil dari gelar yang dimiliki Rodolfo.
Maurizio lahir pada 26 September 1948 di Florance, Italia. Sejak kecil Maurizio sudah menunjukkan kecintaannya terhadap fashion, brand miliki keluarganya, bisnis yang dijalani keluarganya. Pada usianya yang ke-15 tahun akhirnya dia diizinkan ayahnya untuk ikut mengembangkan dan bekerja di perusahaannya.
Awalnya Maurizio di tempatkan di divisi packing, namun kemampuan dan prestasi Maurizio semakin berkembang dan dia akhirnya dipercaya di beberapa jabatan hingga tahun 1972. Maurizio akhirnya pindah ke New York untuk lebih menekuni pekerjaannya tersebut. Namun saat itu Maurizio masih berada di bawah kendali pamannya, Aldo Gucci.
Maurizio akhirnya menikah dengan Patricia Reggiani, yang merupakan sosialita dari seorang pebisnis kaya raya. Walaupun pernikahan ini ditentang oleh Rodolfo namun pernikahan ini tetap terlaksana.
Patricia juga membantu Maurizio dalam menjalankan bisnisnya dengan menjadi penasihat bisnis. Pada tahun 1983, Rodolfo meninggal dunia dan hubungan Maurizio dan Patricia ini mulai menemukan permasalahan. Maurizio sering tidak punya waktu untuk keluarga dan akhirnya mereka bercerai pada tahun 1994.
Permasalahan lain yang timbul sepeninggalan Rodolfo adalah Maurizio yang hanya mendapatkan 50% saham Gucci berusaha menyingkirkan pamannya, Aldo Gucci dari kerajaan bisnis Gucci. Usaha Maurizio pun berhasil dengan meminta sebuah bank investasi asal Bahrain, Investcorp membeli seluruh saham Aldo Gucci seharga 135 juta US Dollar.
Namun setelah Maurizio menjadi satu-satunya keluarga di dalam perusahaannya, perusahaannya malah merosot dan kehilangan kemewahannya. Bahkan brand Gucci sendiri sudah mulai tersaingi dengan munculnya brand fashion mewah lain seperti Prada.
Gucci pun terus-menerus mengalami kerugian yang akhirnya memaksa jajaran direksi untuk meminta Maurizio menjual sahamnya untuk menyelamatkan perusahaan. Akhirnya Maurizio pun menjual sahamnya seharga 150 juta hingga 200 juta US Dollar ke Investcorp pada tahun 1983. Hal ini menjadikan brand Gucci tidak dimiliki oleh anggota keluarga Gucci sama sekali.
Dengan kekayaan yang dimiliki Maurizio dari hasil penjualan sahamnya, Maurizio pun menjalin hubungan dengan wanita lain bernama Paola Franchi yang merupakan teman kecil dari Maurizio. Namun Patricia tidak diam dengan perceraiannya. Hal ini dikarenakan Patricia tidak menerima uang santunan setiap bulan yang menurutnya terlalu kecil serta ketakutan Patricia jika kedua putrinya tidak memiliki saham dari perusahaan keluarga Gucci.
Patricia akhirnya melakukan rencana pembunuhan yang harus dia lakukan sebelum Maurizio menikah dengan Paola. Patricia juga sudah berkonsultasi dengan pengacaranya soal dampaknya terhadap warisan ke dirinya dan anaknya jika dia membunuh Maurizio. Selain ke pengacaranya, Patricia juga menceritakan rencananya ini ke dua orang temannya yaitu Glussepina dan Auriemma.
Kedua orang ini akhirnya menulis buku tentang Patricia Gucci. Auriemma adalah orang yang akhirnya menyodorkan algojo yang nantinya akan mengeksekusi rencana Patricia tersebut, yatu Ivano Saioni.
Ivano juga tidak sendiri melakukan hal ini, dia dibantu Orizio Cicala. Setelah semua matang, pada 27 Maret 1995 pukul 08.30 pagi waktu setempat, aksi tersebut dilancarkan. Pagi itu Maurizio masuk kantor dan bertemu penjaga pintunya bernama Giuseppe Onorato. Tiba-tiba pada bagian belakang kepala Maurizio ditembak sebanyak 4 kali yang membuat Maurizio langsung meninggal di tempat. Giuseppe sendiri juga terkena tembakan sebanyak 2 kali di bagian tangan karena membantu Maurizio.
Awalnya polisi menduga hal ini terjadi karena adanya persaingan bisnis dengan competitor ataupun aksi dari mafia. Namun setelah penyelidikan, tidak ditemukannya indikasi dari kemungkinan competitor bisnis maupun mafia melakukan hal sekeji ini kepada Maurizio. Polisi juga akhirnya menaruh kecurigaan kepada beberapa anggota keluarga Maurizio. Asumsi ini dikuatkan dengan adanya surat pengusiran kepada Paola dari putrinya Maurizio dan Patricia dari rumah Maurizio. Setelah itu Patricia kembali tinggal di rumah peninggalan Maurizio tersebut.
Namun selama 2 tahun polisi tidak berhasil menemukan keterkaitan Patricia dengan kasus ini. Lalu pada 8 Januari 1997, Ivano Saioni menelpon polisi untuk memberikan ancaman kepada Patricia bahwa dirinya akan dipenjara atas kematian Maurizio karena Ivano belum dibayar setelah kejadian tersebut. Akhirnya Ivano mengakui seluruh perbuatannya serta seluruh tokoh pembunuhan ini. Seluruh bukti yang memberatkan Patricia pun perlahan mulai terbuka. Mulai dari Diary dan Voice Note kepada Maurizio. Akhirnya seluruh tokoh pembunuhannya ditangkap dan dihukum.
Auiremma dan Ivano dituntut selama 25 dan 26 tahun, Cicala dan Patricia mendapatkan hukumannya selama 29 Tahun. Patricia juga akhirnya ditinggalkan kedua anaknya karena anaknya kecewa dengan sikap ibunya dan tidak bersedia membayarkan uang kewajiban kepada ibunya. Patricia juga masih tidak membayarkan uang kompensasi pertanggung jawaban kepada Onorato. Padahal Patricia sudah mendapatkan uang asuransi dari kematian Maurizio sebesar 1 juta US Dollar. Onorato menjadi tidak dapat bekerja akibat dampak dari penembakan tersebut.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa Patricia melakukan konsultasi kepada pengacara sebelum melakukan aksinya, yaitu agar setelah aksinya terlaksana, dia tetap mendapatkan harta kekayaan yang cukup besar. (Angela Limawan)
