Home Internasional Nekat Beli Bitcoin Saat Sedang Turun, Perusahaan Ini Rugi 7 Triliun

Nekat Beli Bitcoin Saat Sedang Turun, Perusahaan Ini Rugi 7 Triliun

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, MicroStrategy, baru saja mengalami kerugian besar senilai USD 489 juta atau setara Rp 7 Triliun. Namun mereka tidak panik dan memandang hal tersebut sebagai bagian dari ‘investasi yang baik’.

Hal itu disampaikan oleh pendiri MicroStrategy, Michal Saylor. Ia menyebut perusahaannya baru saja menebus 13,005 Bitcoin dan kini secara total memiliki 105,805 Bitcoin dengan nilai kurang lebih USD 3,3 Miliar.

Kendati demikian, pembelian Bitcoin terbaru yang mereka lakukan di harga sekitar USD 37 ribu per koin telah menurun jauh dari nilai puncaknya dan diindikasi akan semakin merosot terkait regulasi baru China yang tengah getol merazia penambang Bitcoin di negara tersebut.

Baru saja melakukan pembelian, MicroStrategy langsung mengalami kerugian karena harga Bitcoin kini telah jatuh ke angka USD 33 ribu per koin. Jika dihitung, itu berarti mereka kini telah menelan kerugian sebesar USD 60 juta atau setara Rp 7 Triliun. Namun Saylor mengaku tak kuatir dan menyatakan pembelian mereka merupakan investasi jangka panjang.
“Seperti pepatah Jepang, ‘memulai itu mudah, meneruskan itu yang sulit'” Papar Saylor lewat akun Twitter resminya seperti dilansir harian Independent.

Didirikan di Tysons Corner, Virginia pada tahun 1989 silam, MicroStrategy sendiri adalah perusahaan software untuk para pebisnis. Mereka tengah menjadi bahan perbincangan dan dibandingkan dengan Tesla milik Elon Musk karena berani membeli dan menyimpan uang kripto Bitcoin dalam jumlah besar.

Namun berbeda dengan Musk yang sangat berpengaruh sehingga bisa berlaku sebagai ‘pom pom’ atau pengatur nilai saham, Saylor tidak memiliki kekuatan yang sama, sehingga mengalami kerugian cukup signifikan akibat keputusannya membeli Bitcoin saat sedang turun-turunnya.

Seperti yang dijelaskan di atas, salah satu faktor pendorong turunnya nilai Bitcoin secara gila-gilaan adalah aksi pemerintah China yang makin memperketat aturan mereka terhadap transaksi mata uang kripto. Terakhir, pihak berwenang negeri Tirai Bambu tersebut baru saja menutup sekitar 26 penambangan Bitcoin di provinsi Sichuan.

Langkah tersebut merupakan bagian dari janji pemerintah China untuk mengontrol risiko finansial yang mungkin terjadi akibat aset kripto tersebut. Bank Sentral China juga telah bergerak dan memanggil sejumlah bank serta perusahaan pembayaran, termasuk China Construction Bank dan Alipay untuk memaksa mereka berusaha lebih keras dalam memerangi penukaran mata uang kripto. (Billy Bagus)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Berkaca Pada Celine Evangelista, Begini Cara Menciptakan Hubungan yang Sehat dengan Ibu

TELENEWS.ID - Hubungan Celine Evangelita dengan ibundanya, Vicentia Nurul kembali memanas. Belum lama ini Vicentia membongkar aib Celine, terkait kandasnya rumah tangga...

Jakarta International Stadium: Mega Proyek yang Dilalui 5 Orang Gubernur DKI

TELENEWS.ID - Jakarta International Stadium atau JIS adalah salah satu mega proyek Indonesia yang menyimpan banyak makna. Tidak hanya sarat dengan capital...

Jangan Panik, Ini Tips untuk Mengatasi Anak-anak yang Tidak Suka Makan Sayur dan Buah

TELENEWS.ID - Anak-anak memang tidak begitu menyukai buah dan sayuran. Padahal kedua jenis makanan itu merupakan sumber serat yang baik bagi kesehatan...

Rachmat Gobel Diisukan Jadi Menteri Pertanian?

TELENEWS.ID - Nama Rachmat Gobel belakang santer diisukan akan menjadi jajaran kabinet Presiden Jokowi. Rumor tersebut adalah pertimbangan dari beberapa pengamat politik...