TELENEWS.ID, JAKARTA – Gubernur Banten Wahidin Halim beberapa waktu lalu sudah memperkenankan tatap muka untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang akan dilakukan pada bulan Januari 2021 mendatang.
Atas hal tersebut, Walikota Tangerang Arief Wismansyah bersama Dinas Pendidikan Kota Tangerang tengah mengkaji rencana kegiatan tatap muka. Salah satunya mengenai izin dari satuan pendidikan dan juga dari komite sekolah termasuk orang tua.
“Izin orang tua merupakan salah satu syarat yang diutamakan. Selain itu dalam kegiatan belajar, protokol kesehatan juga harus menjadi perhatian,” kata Arief, Selasa (1/12).
Arief menuturkan jika pihaknya tidak ingin membangun klaster baru dan akhirnya nanti anak-anal jadi korban di tengah pandemi.
Baca Juga : Gubernur Banten Izinkan Sekolah Tatap Muka
“Nanti akan dirumuskan lalu dibahas dengan komite sekolah. Setelahnya akan ditawarkan kepada wali murid,” tegasnya.
Lebih lanjut, Arief juga tidak akan memaksa wali murid yang menolak adanya KBM tatap muka. Jika wali murid menyetujui maka KBM tatap muka bisa dilakukan dengan mematuhi ketentuan yang berlaku.
“Kalau orang tua mau anaknya tatap muka ya silakan, kalau tidak ya tidak akan dipaksakan,” tegas Arief.
Arief juga menuturkan jika pihaknya saat ini tengah menunggu arahan dari Kemendikbud perihal dilakukannya Swab Test bagi para guru.
“Kami masih mengevaluasi keuangan daerah untuk pengadaan alat Swab Test dan Rapid Test. Sambil menunggu edaran dari kementrian juknisnya seperti apa,” tutup Arief.
Menanggapi hal tersebut Anggota DPRD Fraksi Demokrat Gunawan Dewantoro mengatakan meminta kepada Walikota dan perangkat daerah untuk mengkaji persyaratan kegiatan belajar tatap muka dengan cermat.
“Petakan lebih dulu mana wilayah yang zona merah dan hijau. Jika masuk zona merah baiknya tidak dilakukan, dan jika masuk zona hijau maka lakukan dengan protokol kesehatan yang ketat,” katanya.
Hal ini perlu dilakukan agar tidak terbentuk klaster sekolah yang sudah terjadi di beberapa daerah yang melakukan kegiatan belajar tatap muka.
“Lakukan dulu uji coba, seluruh guru juga diharuskan melakukan test swab. Jangan sampai nanti terbentuk klaster baru,” tutupnya.
Dilokasi terpisah orang tua murid SDI Baiturrahman Nurlailah, nampaknya masih ragu-ragu dalam mengizinkan anaknya melakukan kegiatan belajar tatap muka meski sang anak berharap KBM tatap muka dilakukan.
“Anak-anak tentunya sudah kangen dengan suasana belajar di sekolah. Tapi saat berada di sekolah, pengawasan prokes harus menjadi perhatian guru,” ucapnya. (Dng)