TELENEWS. id, JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat ini tengah mengebut pembangunan tiga flyover dan memperpanjang satu underpass. Proyek tersebut adalah Flyover Tanjung Barat, Flyover Lenteng Agung, Flyover Cakung dan Underpass Senen Extension.
Namun, ditengah pandemi Covid-19 ini anggaran pembangunan proyek tersebut dialihkan Pemprov DKI untuk penanganan Covid-19,sehingga proses pembangunan infrastruktur prioritas mengalami kendala. Meskipun proyek pengerjaannya masih terus dilakukan.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, Pemprov DKI tidak bisa mencarikan solusi terkait anggaran yang belum diselesaikan kepada para kontraktor yang saat ini sedang mengerjakan proyek prioritas Provinsi DKI Jakarta .
“Ya kalau memang anggaran pembangunan infrastruktur seperti Flyover dan Underpass dipakai untuk penanganan Covid-19, seharusnya Dinas Bina Marga DKI meminta kepada Pemprov DKI Jakarta soal kepastian kapan dana untuk biaya pembangunan proyek 3 flyover dan Underpass dibayarkan, ” kata Uchok kepada telenews.id, Sabtu (18/7/2020).
Lebih jauh, Uchok mengungkapkan, dengan adanya jaminan dari Pemprov DKI jakarta yaitu Gubernur DKI Anies Baswedan, maka pihak pelaksana kerja atau kontraktor dapat lebih tenang untuk menyelesaikan pekerjaannya yang ditargetkan selesai pada tahun 2020 ini.
“Anies sebagai Gubernur DKI harus berikan garansi atau jaminan kepada pihak kontraktor agar pekerjaan tersebut tetap selesai dan tidak membuat mereka menunggu pembayaran yang belum ada kepastianya, karena mereka juga harus membayar SDM, rekanan penyuplai barang dan lainnya, ” ujarnya.
Selain itu, dia medorong Komisi D DPRD DKI untuk melakukan koordinasi dengan Pemprov DKI untuk mencari solusi agar anggaran yang selama ini belum dibayarkan kepada pihak kontraktor agar dibayarkan, meskipun dijanjikan akan dibayar pada tahun depan harus ada jaminannya untuk mereka.
“komisi D DPRD DKI harus segera melakukan rapat dengan Pemprov DKI dan Dinas Binas Marga DKI untuk mencari solusinya ,” ungkapnya.
Ia menambahkan, jika dihentikan sementara pengerjaan proyek infrasruktur flyover dan underpass tersebut , maka akan merugikan negara dan berdampak juga pada masyarakat, karena akan menjadi macet jalur yang dilalui kendaraan.
Diketahui, akibat penunggakan pembayaran pembangunan 3 Flyover dan tersebut pihak kontraktor mengaku mengalami kendala dalam proses pembangunan. Diantaranya adalah PT PP (Persero) Tbk yang mengerjakan Flyover Lenteng Agung, PT Jaya Kontruksi (Jakon), dan PT Adhi Karya (Persero) tbk.
Sebelumnya, Johan Site Operation Manager PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero, mengatakan , hingga saat ini progress fisik pekerjaan flyover Lenteng Agung sudah mencapai 73 persen.
“Ya ditengah kondisi covid-19 kami dari kontraktor pelaksana yaitu PT PP tetap bekerja maksimal sesuai target dan instruksi, untuk saat ini sampai dengan bulan juni 2020 pekerjaan sudah mencapai 73 persen pengerjaannya,” kata Johan kepada telenews.id, beberapa waktu lalu.
Johan mengaku mengalami kendala dari soal lahan yang belum bebas yaitu dilokasi akses dan pondasi pembangunan JPO sisi timur dan barat Fly over Lenteng Agung, dan perihal anggaran untuk penyelesaian fisik juga diharapkan segera direalisasikan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan selesai maksimal.
Meskipun terbatas dengan anggaran, pihaknya tetap bekerja secara maksimal dalam menyelesaikan proyek flyover Lenteng Agung-IISIP.
“Kami masih bekerja secara maksimal agar proyek flyover Lenteng Agung ini cepat selesai sesuai target pada bulan September 2020 mendatang,” ucapnya
