TELENEWS.ID – Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) pada masa kepemimpinan Presiden Gus Dur, Muhammad A.S. Hikam menyatakan bahwa ada sejumlah universitas negeri Indonesia yang menjadi target menumbuhkan bibit pemahaman radikal. Universitas tersebut antara lain Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institute Teknologi Bandung (ITB), Institute Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Institute Pertanian Bogor (IPB).
Hal ini disampaikan Hikam pada salah satu kesempatan dalam seminar yang diadakan di Universitas Paramadhina pada Jumat (03/06/2022) lalu. Universitas ini akan menjadi tempat menanamkan pemahaman radikalisme kepada mahasiswa sebagai bibit unggul yang akan terjun ke dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas serta mengajarinya menyebarkan kepada masyarakat. Selain itu mahasiswa juga akan didik untuk ikut menjadi aktor utama penyebaran paham radikal kepada masyarakat maupun penerusnya di universitas tersebut.
Beberapa aktor penyebar paham radikalisme di Indonesia diketahui sudah semakin banyak yang menempati diri di beberapa jabatan tinggi dan strategi di universitas ternama di Indonesia. Mulai dari Rektor, Dekan, Dosen, hingga anggota Yayasan kampus tersebut. Selain untuk melindungi dan mempertahankan penyebaran paham radikalisme di dalam kampus, jabatan tersebut juga dibutuhkan mereka untuk melakukan perekrutan anggota baru.
Sementara itu pembahasan mengenai bangkitnya paham radikalisme di Indonesia baru-baru ini mencuat pasca beredarnya video konvoi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang diduga kelompok radikalisme. Video sekelompok orang tersebut menunjukkan bahwa mereka membawa atribut bertuliskan ‘Kebangkitan Khilafah’ dan sejumlah bendera bertuliskan dalam bahasa Arab. Peristiwa ini terjadi di daerah Cawang, Jakarta Timur pada Minggu (25/05/2022) lalu sekitar pukul 9 pagi waktu setempat.
Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Timur menduga konvoi itu diadakan menuju ke sebuah acara yang diadakan sebuah partai di Senayan, Jakarta Pusat. Namun hingga saat ini belum ada penyelidikan khusus yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya terkait temuan ini. Segera setelah berita ini menyebar, pada Selasa (31/05/2022), Amir Khilafatul Muslimin DKI Jakarta mengakui bahwa pihaknya yang berada dalam konvoi tersebut. Menurut keterangannya kepada media, Amir menjelaskan bahwa konvoi tersebut sudah rutin dilakukan sejak tahun 2018 lalu dengan tujuan mensyiarkan khilafah sebagai bagian dari ibadah.
Hal ini juga diklaim tidak mengganggu ketenangan umum dan keamanan berkendara bagi masyarakat sekitar. Selain itu konvoi tersebut sama sekali tidak bertujuan untuk mengganggu keutuhan negara republik Indonesia apalagi menentang Pancasila. Sebagai informasi bahwa Khilafatul Muslimin sendiri merupakan struktur tertinggi dari Khalifah Pusat yang membawahi Daulah, Ummul, Qura, dan Kemasulan. Konvoi yang diadakan tersebut merupakan konvoi dari struktur Daulah. (Angela Limawan)