TELENEWS.ID – Sejak Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina yang sudah berjalan sekitar tiga bulan, sejak itu pula Amerika Serikat, beberapa negara Uni Eropa dan Singapura memberikan sanksi kepada Rusia. Sanksi ini bertujuan untuk mematikan jalur perputaran ekonomi Rusia dan membuat Rusia kekurangan uang untuk berhenti melakukan invasi.
Namun ternyata hal ini tidak terjadi sesuai rencana, perekonomian Rusia malah semakin kuat salah satunya dengan mata uang Rusia yang menjadi mata uang dengan nilai tertinggi di dunia saat ini. Rusia memaksa negara-negara pengimpor gas alam dan beberapa bahan mentah dari Rusia untuk menggunakan Rubeel.
Selain itu dengan keluarnya beberapa perusahaan dunia dari Rusia, Rusia memiliki kesempatan untuk membuat perusahaan sejenis yang merupakan produk dalam negeri untuk perkembangan negaranya sendiri. Hal ini malah membuat perusahaan tersebut mengalami kerugian karena kehilangan customer atau pengguna.
Ketua Duma Negara Rusia (majelis rendah parlemen), Vyacheslav Volodin menyatakan sanksi yang diberikan beberapa negara tersebut malah menciptakan kekuatan ekonomi baru dari Rusia dan akan membentuk koalisi ekonomi dunia baru yang disebut G8. Adapun beberapa negara yang masuk dalam daftar G8 antara lain China, India, Rusia, Indonesia, Brazil, Meksiko, Iran dan Turki.
Kelompok G8 ini disebut-sebut merupakan landasan dari pusat kekuatan ekonomi dunia yang baru yang saat ini tidak dapat dilakukan atau dikuasai oleh Amerika Serikat dan negara Uni Eropa lagi. Pengamat dunia sepakat bahwa saat ini beberapa negara besar pengendali ekonomi dunia sedang mengalami inflasi besar, seperti Amerika, Uni Eropa, China dan Jepang. Contohnya Jepang yang mengalami inflasi untuk harga grosir atau wholesalenya mendekati level tertinggi sejak invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. Inflasi ini menyebabkan kenaikan harga produk sebesar 2% yang membuat sejumlah bank di Jepang sulit untuk membantu perbaikan ekonomi. Hal ini juga semakin diperparah dengan dampak dari pandemi covid-19 yang hingga saat ini belum mampu diperbaiki Jepang.
Menurut Kepala Ekonom Jepang Norinchukin Research Institute, Takeshi Minami, dengan meningkatnya biaya bahan mentah, perusahaan akan kesulitan untuk melakukan produksi dan penjualan karena harga jual yang juga ikut harus dinaikkan. Sementara jika harga jual dinaikkan, maka masyarakat Jepang akan semakin menurunkan tingkat konsumtif mereka karena barang mahal.
Indonesia masuk ke dalam daftar negara dengan kekuatan ekonomi dunia yang baru karena memiliki sumber daya alam melimpah. Namun Indonesia juga harus menjaga ketergantungan negaranya dari aktivitas ekspor bahan mentah. Untuk itu Presiden Jokowi menghentikan ekspor batu bara kepada sejumlah negara Uni Eropa. Hal ini dikarenakan potensi baru bara ke depan sangatlah besar untuk kebutuhan perkembangan teknologi listrik pada kendaraan dalam upaya dunia mengurangi emisi. (Angela Limawan)